Gencar Bangun Infrastruktur, Jepang Ingatkan RI Jaga Kelestarian Hutan

Jepang ingatkan agar Indonesia sebagai salah satu paru-paru dunia tetap menjaga kelestarian lingkungan dan hutannya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Sep 2019, 20:30 WIB
10.000 bibit pohon lokal dan berbagai pohon buah-buahan lokal di area seluas 20 ha di Desa Teluk Rimba, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Riau. (Liputan6.com/Maulandy Rizky Bayu Kencana)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia saat ini terus giat melanjutkan pembangunan infrastruktur hingga ke kawasan terdalam. Namun begitu, sebagai pihak luar, Jepang coba mengingatkan agar Indonesia sebagai salah satu paru-paru dunia tetap menjaga kelestarian lingkungan dan hutannya.

Direktur Eksekutif Great Forest Wall Project yang berasal dari Negeri Matahari Terbit, Makoto Nikkawa, menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan memang perlu, tetapi jangan sampai merusak hutan.

"Di zaman sekarang ini pembangunan berkelanjutan penting sekali. Apalagi bidang usaha di bidang kehutanan, penting untuk menjaga kelanjutan semua pihak," imbuh dia dalam acara 6th Year Anniversary Planting 10 ribu Trees Initiatives yang diselenggarakan APP Sinar Mas di Kabupaten Siak, Riau, Selasa (3/9/2019).

 

Dia mengatakan, menjaga kelestarian lingkungan memang merupakan masalah paling sulit saat ini. Itu terbukti dengan maraknya kasus kebakaran hutan seperti yang terjadi di kawasan Amazon, Brazil, hingga angin topan dahsyat di Amerika Serikat.

"Dengan latar belakang ini, kalau melihat inisiatif APP bekerjasama dengan pihak terkait, penanaman 10 ribu pohon selama 6 tahun, kami percaya ini akan berlanjut dengan berhasil lagi ke depannya," ujarnya.

"Dan sebagai masyarakat, dengan kegiatan begitu harus mendukung supaya lingkungan bisa terjaga. Kebetulan APP punya cabang di Jepang, jadi kominikasi bisa terus terjaga," dia menambahkan.

Sementara itu, Perwakilan Relawan Jepang Yoshiko Sakai juga menyoroti perubahan iklim (climate change) sebagai salah satu dampak dari perilaku manusia yang banyak membangun tanpa mempertimbangkan faktor alam.

"Untuk Indonesia, saya sudah melihat kita harus melakukan perbaikan untuk climate change. Dengan tugas berat ini, acara penanaman pohon bisa berkembangan dengan lebih baik dan melanjutkan kegiatan ini," ungkap dia.

"Jadi program penanaman pohon ini milik semua, milik dunia. Paling tidak kita tetap kerjasama tanam pohon supaya bisa memperlambat program perubahan iklim saat ini," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Komitmen Sinar Mas Agribusiness buat Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan provinsi itu per tahun 2019, kabupaten dengan Hak Guna Usaha (HGU) kebun kelapa sawit terluas di Aceh, yakni 71,661.53 hektare. (Liputan6.com/ Rino Abonita)

Sinar Mas Agribusiness and Food, perusahaan agro bisnis global yang memiliki bisnis kelapa sawit terintegrasi dari hulu hingga hilir menyampaikan inisiatif unggulan perusahaan pada saat acara halal bihalal, Selasa (17/7/2018).

Salah satu dilakukan lewat kampanye bertajuk Extraordinary Everyday. Selain itu juga memaparkan mengenai capaian terakhir perusahaan hingga ke kebun kelapa sawit (traceability to plantation/TPP) untuk kebutuhan pabrik milik perusahaan.

Head of Corporate Communications Sinar Mas Agribusiness and Food, Wulan Suling mengatakan, kampanye Extraordinary Everyday tersebut guna meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kisah rill dari sosok-sosok di balik produksi minyak kelapa sawit yang bertanggung jawab.

"Lewat kampanye ini, kami ingin tampilkan sisi lain dari industri kepala sawit yakni manusia yang terlibat di dalamnya. Kampanye ini akan menampilkan sosok inspiratif yakni seorang petani, guru SD, dan juga seorang ahli pangan dari Jakarta," tutur dia di Jakarta, Selasa pekan ini.

Kampanye ini juga memberikan wawasan bagaimana perseroan meningkatkan program TPP berkelanjutan, mendukung pembangunan masyarakat, dan mendorong peningkatan gizi lewat rantai nilai minyak sawit.

"Di akhir 2017 perseroan berhasil capai 100 persen TTP bagi seluruh 44 pabrik milik sendiri. Dengan ini perseroan bisa menjangkau lebih dari 70 pemasok yang membeli dari sekitar 11 ribu petani swadaya yang mengelola 40 ribu hektae perkebunan kelapa sawirt," ujar Head of Downstream Sustainability Implementation Sinar Mas Agribusiness and Food, Daniel Prakarsa.

Meski begitu, kata Daniel, masih banyak pekerjaan besar perseroan untuk memetakan rantai pasok dari 427 pemasok independen lainnya. Ia mengatakan hal ini sebagai bagian dari upaya perseroan untuk mencapai TTP hingga ke perkebunan pada 2020.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya