Tak Punya Dirut Definitif, Bisnis BTN Diklaim Tetap Moncer

Bisnis BTN diklaim tetap berjalan seperti biasa meski posisi Direktur Utama masih berstatus Plt

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Sep 2019, 19:22 WIB
Suasana Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Menara Bank BTN, Jakarta, Kamis (29/8/2019). Dalam RUPSLB tersebut terdapat tiga agenda yang dibahas yaitu evaluasi kinerja semester I 2019, akuisisi Perusahaan Modal Ventura dan perubahan susunan pengurus bank. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN memastikan bahwa bisnis perusahaan masih berjalan lancar dan tidak terganggu atas kejadian mundurnya Suprajarto dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang ditujuk sebagai Direktur Utama BTN.

"Jadi tidak usah khawatir keberlangsungan BTN masih normal, masih banyak akad dan still normal tidak terganggu sepanjang listrik nyala," kata Direktur Finance, Treasury & Strategy, Nixon L.P Napitupulu, di Kantornya, Jakarta, Selasa (3/9/2019).

Dirinya menjelaskan, meski Suprajarto menolak hasil dari RUPSLB, Perseroan keesokan harinya menetapkan menetapkan Oni Febriarto Rahardjo sebagai pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama BTN. Dengan ditetapkannya Oni, pihaknya optimis terhadap pertumbuhan bisnis BTN ke depan.

"Setelah RUPSLB ramai malam sampai pagi, tapi jam 10 pagi esoknya (30/8) sudah rapat untuk plt direktur utama tidak sampai 2 jam sudah tentukan," tambah Nixon.

Nixon menyebut, BTN yang kini berusia 69 tahun sudah cukup berpengalaman menghadapi gejolak tersebut. Oleh karena itu dirinya optimis kejadian tersebut tidak mengganggu kinerja Perseroan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Aset Terus Tumbuh

Seorang wanita menukarkan uang pecahan kecil pada mobil kas keliling Bank BTN di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Rabu (7/6). Bank Indonesia bekerja sama dengan 13 bank lainnya melayani penukaran uang hingga 16 Juni mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan kinerja BTN Semester I-2019 tercatat aset tumbuh 16,58 persen menjadi Rp 312,5 triliun, Kredit dan Pembiayaan tumbuh 18,78 persen menjadi Rp 251,0 triliun, sedangkan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp 219,8 triliun atau tumbuh 15,89 persen.

Di samping itu Perseroan masih mendominasi 39,6 persen pangsa pasar pembiayaan perumahan nasional dan 92,4 persen pangsa pasar pembiayaan perumahan subsidi di Indonesia.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya