Bangkai KM Santika Nusantara Masih Keluarkan Asap Hitam dan Panas

Kepala Humas SAR Surabaya, Novita menyampaikan kondisi terkini perkembangan operasi SAR bangkai KMP Santika Nusantara berdasarkan informasi dari SMC (SAR Mission Coordinator).

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Sep 2019, 09:00 WIB
KM Santika Nusantara (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Humas SAR Surabaya,  Novita menyampaikan kondisi terkini perkembangan operasi SAR bangkai KMP Santika Nusantara berdasarkan informasi dari SMC (SAR Mission Coordinator), Selasa, 3 September 2019.

Novita menceritakan, Tug Boat Jala Artha 02 dan Tug Boat Bima 333 berhasil menarik bangkai KMP Santika Nusantara dari perairan Karang Jamuang ke Dermaga Indonesia Marina Shipyard (IMS) Gresik, sekitar pukul 22.05 WIB, Senin 2 September. 

Selanjutnya, Tim Kantor SAR Surabaya pada Selasa 3 September 2019 sekitar pukul 10.00 WIB, menuju posko operasi SAR KMP Santika Nusantara di IMS Gresik.

"Kemudian pukul 13.30 WIB melakukan assessment menggunakan boat milik PT IMS dan melalui dock Lumba-Lumba Indonesia bersama unsur gabungan PT IMS, PT Jembatan Nusantara, dan Polair Surabaya," tutur Novita. 

"Pukul 15.30 WIB melakukan briefing bersama unsur gabungan untuk tindakan selanjutnya terhadap bangkai kapal KMP Santika Nusantara," ia menambahkan. 

Novita menyampaikan, hasil dari assessment dan briefing tersebut adalah masih terlihat asap hitam dari beberapa bagian kapal dan terasa panas dari jarak 2-3 meter dari KMP Santika Nusantara.

"Hal yang pertama harus dilakukan adalah pengamanan dari asap, gas, dan potensi kebakaran serta lantai atau atap kapal yang bisa roboh," ucapnya. 

"Selanjutnya, Tim Basarnas bisa mulai melakukan pencarian dan evakuasi setelah KMP Santika Nusantara dinyatakan clear safety oleh K3 perusahaan Jembatan Nusantara dan IMS," ujar Novita. 

Unsur yang terlibat dalam operasi tersebut adalah Kantor Pencarian dan Pertolongan Surabaya, PT Jembatan Nusantara, Syahbandar Tanjung Perak, PT IMS (Indonesia Marina Shipyard), serta Polair Surabaya. 

"Kondisi terkini perkembangan operasi SAR bangkai KMP Santika Nusantara pada hari ini seperti itu. Perkembangan informasi terbaru, akan disampaikan kemudian," ucap Novita. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Bangkai KM Santika Nusantara Menepi di Gresik

KM Santika Nusantara (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, bangkai kapal KM Santika Nusantara berhasil ditarik ke Gresik, Jawa Timur. Kapal tersebut telah bersandar di dermaga PT Indonesia Marina Shipyard Gresik pada 2 September 2019.

Humas SAR Surabaya, Novita menuturkan, perkembangan terkini operasi SAR bangkai kapal KM Santika Nusantara, berdasarkan dari data SMC (SAR Mission Coordinator). 

"Kejadiannya mulai Minggu hingga Senin kemarin," tutur dia, Selasa, 3 September 2019.

Novita menceritakan, Tug Boat Jala Artha 02 berhasil menarik bangkai KMP Santika Nusantara sampai ke sekitar perairan Karang Jamuang, tepatnya di koordinat 6° 47’ 8.51” S 112° 49’ 3.01” E, pada Minggu, 1 September 2019  sekitar pukul 18.20 WIB. 

Selanjutnya, PT Pelindo III Tanjung Perak mengerahkan Tug Boat Bima 333 menuju ke lokasi KM Santika Nusantara di perairan Karang Jamuang, Senin, 2 September 2019 pukul 08.35 WIB. 

"Ikut on board di dalam TB Bima 333, di antaranya perwakilan dari KN SAR 225 BASARNAS, Kesyahbandaran Tanjung Perak, Kepanduan Gresik, PT Pelindo dan PT Jembatan Nusantara," ujar dia.

Selanjutnya pada hari yang sama, sekitar pukul 13.10 WIB, Tug Boat Bima 333 berhasil merapat ke bagian Buritan KM Santika Nusantara. "Selanjutnya, melakukan pengecekan bagian luar kapal untuk menentukan langkah selanjutnya," ucapnya. 

Kemudian, sekitar pukul 13.42 WIB, KMP Santika Nusantara ditarik oleh Tug Boat Bima 333 menuju ke PT IMS Indonesia Marina Shipyard Gresik. "Perkembangan informasi terbaru, akan disampaikan kemudian," ujar Novita. 

Ia menambahkan, usai penarikan bangkai kapal KM Santika Nusantara, pihaknya akan mendinginkan kapal. Kemudian melihat apakah kapal sudah dingin dan aman untuk Tim SAR yang melakukan pencarian korban hilang dan evakuasinya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya