Liputan6.com, Chengdu - Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun melirik teknik Telemedicine atau pengobatan jarak jauh dengan menggunakan jaringan 5G di Tiongkok.
Hal itu dia sampaikan usai menghadiri acara Huawei Asia-Pacific Innovation Day ke-5 di Chengdu, Tiongkok, Selasa (3/9/2019).
"Yang menarik itu pengobatan jarak jauh. Itu saya kira cocok sekali di kita (Indonesia). Dokter ahli ada di Jakarta, tapi dia bisa ngobatin orang, misalnya di Ambon, Papua," ujar Djauhari.
Baca Juga
Advertisement
Namun sebelum bisa menerapkan itu, menurut Djauhari, Indonesia terlebih dahulu harus memperbaiki jaringannya. Apalagi jika Indonesia mulai menggunakan jaringan 5G.
"Tapi tentu yang penting konektivitasnya, infrastrukturnya, jadi ga lelet. Kalau infrastruktur kita sudah memadai, kalau kita IT Connectivity sudah 5G, luar biasa itu," tutur Djauhari.
Dengan demikian, kata dia, kemajuan teknologi dapat menjangkau hingga ke pelosok-pelosok negeri.
"Dulu misalnya saya berasal dari Maluku, saya mau sekolah ke Jawa tuh rasanya jauh banget. Sekarang dengan kemajuan teknologi, malah orang-orang di Papua, Ambon, bahasa Inggrisnya fasih-fasih," pungkas Djauhari.
Jaringan 5G Huawei
The Head of Greater China and Head of Asia, GSMA, Sinan Chen Bo memaparkan beragam keunggulan jaringan 5G. Salah satunya, jaringan 5G juga bisa dimanfaatkan untuk bidang kesehatan.
Dalam hal ini, Sinan mencontohkan seorang dokter yang bisa memberikan obat tanpa bertemu dengan pasiennya secara langsung.
"5G smarthealth center, kemudian 5G telemedicine, di mana jaringan 5G memungkinkan dokter dari jarak jauh untuk memberikan resep obat berdasarkan diagnosis yang dilakukan secara langsung via digital," ujar Sinan.
(Devira/Why)
Advertisement