Liputan6.com, Siak- Buaya muara berukuran dua meter lebih membuat geger Kampung Merempan Hilir, Kecamatan Mempura, Siak, Riau. Predator puncak di air itu keluar dari sungai setempat dan berjemur di padang rumput di sana, Rabu siang, 4 September 2019.
Perasaan takut menyelimuti warga sekitar, apalagi satwa dengan cengkraman mulut mematikan itu tak jauh dari sebuah Sekolah Dasar. Namun rasa penasaran terhadap buaya muara menjadikanya tontonan gratis masyarakat sekitar.
Baca Juga
Advertisement
Petugas pemadam kebakaran (Damkar) setempat yang mendapat informasi langsung ke lokasi. Berbekal kain putih dan tali, petugas berusaha menaklukkan buaya itu agar tak membahayakan masyarakat.
Butuh beberapa kali percobaan bagi petugas dibantu beberapa warga untuk menangkap buaya ini. Beberapa kali percobaan gagal karena buaya cukup responsif dan berlari ke arah kerumunan warga.
Buaya baru bisa ditangkap setelah satwa bernama latin crocodylus porosus itu kelelahan. Kepalanya ditutup, lalu beberapa petugas Damkar naik ke atas badan buaya sehingga tak berkutik lagi.
Menurut Kepala Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, buaya itu sudah diserahkan ke pihaknya oleh petugas Damkar. Buaya itu masih diletakkan di kandang penitipan untuk diperiksa fisiknya.
"Buaya itu diserahkan ke kantor BBKSDA Wilayah II. Sebelumnya, usai ditangkap dibawa ke kantor Damkar dulu, baru diserahkan ke BBKSDA," kata Dian, Rabu malam, 4 September 2019.
Hasil pemeriksaan BBKSDA Riau, buaya itu berjenis kelamin jantan dan sudah dewasa. Hal ini melihat ukuran tubuhnya dengan panjang 2,5 meter dan moncong berukuran 50 centimeter.
Menurut Dian, umumnya buaya muara tinggal di muara sungai yang berbatasan dengan perairan laut. Buaya jenis ini punya kebisaan mencari tempat dan berenang ke hilir sungai.
"Namun kalau terus berenang ke arah hulu, buaya dimungkinkan mengalami dislokasi atau tersesat sehingga pergi ke darat untuk mengatur suhu tubuh," ungkap Dian.
BBKSDA Riau bersyukur karena penanganan buaya muara ini tak melukai warga sekitar, petugas Damkar, ataupun satwa itu sendiri. Tindakan masyarakat tidak melukai buaya juga diapresiasi pihaknya.
"Nanti buayanya akan dilepasliarkan ke lokasi yang jauh dari pemukiman masyarakat," ungkap Dian.