Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan (Cisumdawu) bisa selesai pada akhir 2020. Jalan tol tersebut akan langsung digunakan setelah selesai pembangunannya.
Banyak daya tarik dari Tol Cisumdawu ini. Proyek tol Cisumdawu merupakan jalan tol yang memiliki terowongan terpanjang di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Ditjen Bina Marga Yusrizal Kurniawan mengatakan, dengan pegunungan di sisi kiri dan kanan, Tol Cisumdawu menjadi indah untuk dilalui.
"Tol Cisumdawu dengan medan kerja yang cukup berat harus melalui lembah dan bukit terjal, jadi melakukan berbagai rekayasa teknik. Berupa terowongan pertama jalan tol Indonesia. Saat ini terowongan sudah selesai, dan sangat terbantu karena tidak terkendala lahan dan cuaca," tuturnya di Bandung, Jabar, Kamis (5/9/2019).
Berdasarkan data yang diperoleh Liputan6.com, terowongan Cisumdawu ini memiliki panjang 472 meter dengan lebar 15 meter.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit berharap keberadaan terowongan lewat tol Cisumdawu ini dapat memberikan aksesibilitas yang optimal bagi provinsi Jawa barat terutama Sumedang.
"Oleh karena itu, harapan kita tol ini tak hanya koneksi Bandung-Kertajati Airport, tetapi memberikan akses banyak masyarakat Sumedang dan lokasi untuk pariwisata yang baru. Engineer indonesa juga bisa bekerja dengan baik," tegasnya.
Sebagai informasi, terowongan tol Cisumdawu ini berada di desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, seksi II.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Menteri PUPR Keluhkan Lambannya Pekerjaan Kontraktor China di Tol Cisumdawu
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengutarakan, rasa jengkel terhadap lambatnya pengerjaan proyek Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Tol Cisumdawu) yang turut melibatkan kontraktor China lantaran masalah pembebasan lahan.
"Kita dengan China kadang-kadang harus keras. Pengawasannya harus keras karena mereka bisnis juga," ujar dia saat meninjau proyek Tol Cisumdawu di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Selasa 2 Juli 2019.
Pengerjaan Tol Cisumdawu memang melibatkan tiga kontraktor asal Negeri Tiongkok atau China. Antara lain Metallurgy Corporation of China (MCC), China Road and Bridge Corporation (CRBC), dan Shanghai Construction Group (SCG).
BACA JUGA
Dari enam seksi proyek, kontraktor China mendapat jatah untuk mengerjakan Seksi 1 dan Seksi 2, yang secara dana juga turut memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara untuk Seksi 3, 4, 5, dan 6 dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dalam negeri.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, kemajuan pembebasan lahan Seksi 1 Cileunyi-Rancakalong sepanjang 12,02 km mencapai 68,53 persen dengan tahap konstruksi sebesar 32,1 persen.
Sedangkan kendala pembebasan lahan sudah hampir rampung di Seksi 2, yang hanya fase II Ciherang-Sumedang telah mencapai 92,2 persen dengan konstruksi 69,14 persen.
Selain Tol Cisumdawu, dua proyek tol ranah Kementerian PUPR lain yang turut ditangani oleh China yakni Tol Solo-Ngawi-Kertosono dan Tol Manado-Bitung.
Meski masalah pembebasan lahan di Tol Cisamdawu belum 100 persen selesai, Basuki tetap terus mendorong agar pembangunan proyek bisa rampung pada 2020.
"Insya Allah clear. Ini saya hanya mendorong saja supaya mem-back up teman-teman. Karena ada tugas APBN yang dengan loan China, ada tugas BUJT yang CMNP (PT Citra Marga Nusaphala Persada) dengan tol PT Citra Karya Jabar Tol," tandasnya.
Advertisement