Jaring Investor, Pemerintah Terbitkan SBR Seri 008

Kementerian keuangan menerbitkan SBR seri 008 untuk investor dalam negeri

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Sep 2019, 14:13 WIB
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan kembali meluncurkan produk Surat Utang Negara (SUN) ritel online (e-SBN). Surat utang tersebut jenis Saving Bonds Ritel (SBR) seri 008 (SBR008).

Direktur Surat Utang Negara, Loto S Ginting peluncuran kali ini akan lebih difokuskan untuk investor dalam negeri. Sehingga masyarakat dapat berkontribusi menambal defisit keuangan negara.

"Ini dilakukan agar SBR kita diborong oleh investor Indonesia,kami tidak mau ini dibeli asing. SBR008 tidak saja menguntungkan karena harganya terjangkau namun bisa untuk mendukung pembiayaan pembangunan,” kata dia saat peluncuran di kawasan Kebayoran, Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Selain itu, dia juga mendorong agar SBR008 ini diborong oleh investor individu. Sebab selama ini SBR selalu diminati oleh institusi bahkan investor asing.

Untuk itu, SBR kali ini khusus dijual untuk investor dalam negeri saja. Asing, tidak dapat membelinya. "Hanya diperdagangkan untuk investor lokal dan tidak bisa dibeli oleh investor asing,” tegasnya.

SBR008 memiliki batas minimum pembelian terjangkau yakni sebesar Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar dan sudah dapat dibeli mulai hari ini sampai batas akhir penawaran 19 September 2019 pukul 10.00 WIB.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Besaran Kupon

ilustrasi keuangan/.copyright Rawpixel

SBR008 memiliki kupon berjenis floating with floor, artinya batas atas dan batas bawah bunganya dapat berubah sewaktu-waktu mengacu pada suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 days reverse repo rate.

Karena berbasis online, pembeliannya pun cukup mudah. SBR008 dapat dibeli melalui 22 mitra distribusi yang dipilih oleh pemerintah, terdiri dari 13 bank umum, 4 perusahaan sekuritas, 3 perusahaan efek khusus berbasis teknologi dan 2 perusahaan fintech peer to peer lending.

Berikut daftar mitra distribusi SBR008 Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Maybank Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank OCBC NISP, Bank Panin, Bank DBS Indonesia, Bank HSBC Indonesia, Bank UOB Indonesia.

Trimegah Sekuritas Indonesia, Danareksa Sekuritas, Bahana Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Bareksa Portal Investasi, Star Mercato Capitale, Nusantara Sejahtera Investama, Investree Radhika Jaya (Investree) dan Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku), Bukalapak, Tokopedia, Finnet.


Generasi Milenial Paling Banyak Beli Surat Utang Negara

lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Kementerian Keuangan (Kememkeu) mencatat penjualan instrumen Surat Utang Negara (SUN) ritel Saving Bond Ritel (SBR) masih didominasi oleh generasi milenial. Hal ini didorong oleh penjualan yang berbasis online (e-SBN).

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman, mengatakan jika dahulu saat dipasarkan secara offline, komposisi pembeli SUN ritel oleh milenial hanya sekitar 13 persen sampai 15 persen saja. Sebaliknya, ketika dipasarkan secara online komposisi investor dari milenial menjadi dominan.

Jika berkaca pada penerbitan SUN ritel edisi SBR-006 pada awal April 2019 lalu, dominasi pembelinya merupakan milenial hingga mencapai lebih dari 50 persen.

"Kalau dilihat, sejak SUN dipasarkan secara online, ternyata ada perubahan struktur profil investor kita. Pada penerbitan terakhir, Justru SBR itu di dominasi oleh pembeli generasi milenial, mencapai 50-52 persen. Artinya itu memang tujuan kita untuk membuat basisi investor khususnya dari generasi milenial," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (11/7/2019).

Lucky mengatakan, selain kemudahan untuk diakses tingginya minat milenial terhadap SUN ritel juga didorong keuntungan yang akan didapatkan. Hal itu dari tingkat kupon yang ditawarkan dengan jenis minimal mengambang (floating with floor).

Tingkat imbal hasil yang ditawarkan ini mengacu pada suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-Day Reverse Repo Rate. Artinya jika suku bunga acuan BI mengalami kenaikan, maka tingkat kupon mengikuti kenaikan. Namun jika suku bunga acuan mengalami penuruna, maka tak ada penyesuaian.

"Memang target kita untuk investor individu dan itu memang akan ritel plan investasi sangat menarik. Tadi kita sampaikan di pembukaan return nya menarik," kata Luky.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya