Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebutkan, Kota Bogor akan steril dari angkutan kota (angkot) pada tahun 2022, seiring dengan berkurangnya jumlah angkot karena izinnya tidak diperpanjang.
"Akhir tahun ini ada 800 unit angkot yang tidak diperpanjang izinnya karena tidak laik jalan," ujar Bima Arya di Balai Kota Bogor, Kamis (5/9/2019).
Advertisement
Menurutnya, dengan pengurangan tersebut akan menyisakan 1.600 unit angkot yang beroperasi di tahun 2020. Pasalnya, berdasarkan data dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, jumlah angkot di Kota Bogor hingga akhir tahun lalu ada sebanyak 2.400 unit.
"Tahun 2022 angkot sudah hilang, secara alamiah karena semakin lama akan berkurang, tapi kita kan harus pikirkan kemana mereka (sopir) setelah itu, makanya ada konversi," kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Bima menyebutkan, program konversi tiga angkot menjadi satu bus tengah diramu Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Opsi terbaru, ia akan mempersilahkan badan hukum angkot yang mengonversi kendaraannya ke bus untuk berinvestasi pada moda transportasi yang juga akan dibangun Pemkot Bogor, yaitu trem.
"Ini yang sekarang kita lobi. Untuk masuk, untuk berinvestasi dengan badan hukum ini berbagi saham di sini. Modelnya seperti itu," tutur Bima seperti dikutip dari Antara.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kajian Operasional Trem
Hingga wacana pembuatan moda transportasi berbasis rel itu digulirkan, Bima belum mengetahui pihak mana yang akan menjadi operatornya. Tapi, menurutnya Pemkot Bogor sedang menjalin komunikasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk melakukan kajian operasional trem di Kota Bogor.
Ia mengatakan bahwa kajian itu juga akan dianggarkan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor serta BPTJ dengan estimasi senilai Rp 200 juta.
Advertisement