Liputan6.com, Jakarta Jelang menstruasi kondisi di sekitar vagina memang lebih lembap sehingga lebih mengeluarkan aroma. Namun, di luar masa tersebut aroma vagina sebenarnya tidak berbau.
"Sesudah menstruasi aroma vagina sudah biasa. Normalnya, vagina tidak berbau atau baunya tidak menyengat," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi Dinda Derdameisya.
Advertisement
Bila aroma vagina sudah menyengat yakni amis seperti ikan atau bau tidak sedap lainnya, segera mengonsultasikan ke dokter.
"Kalau sudah bau menyengat itu mengindikasikan ada infeksi bakteri atau jamur atau parasit. Penyakit menular seksual juga bikin itu (mengeluarkan aroma tidak sedap)," kata Dinda dalam diskusi Pillow Talks with Andalan: Perempuan dan Berbagai Permasalahan ‘Intim’ yang Jarang Terungkapkan di Jakarta ditulis Jumat (6/9/2019).
Bila tidak segera diperiksa dan mendapat pengobatan, jika ternyata akar masalah munculnya bau menyengat adalah penyakit menular seksual, bisa menularkan ke pasangan.
"Selain seks jadi enggak nyaman karena vagina beraroma tidak sedap, juga bisa menularkan penyakit ke pasangan jika penyebabnya karena penyakit menular seksual," kata dokter yang juga seksolog Haekal Anshari di kesempatan yang sama.
Sabun Pembersih Kewanitaan Tak Menyembuhkan Vagina Bau karena Infeksi
Penggunaan sabun pembersih kewanitaan juga bukan solusi untuk mengatasi vagina berbau akibat infeksi atau penyakit menular seksual.
"Sabun pembersih kewanitaan itu untuk menjaga kebersihan vagina dan untuk mengontrol aroma yagn kurang sedap. Jadi, bukan untuk menyembuhkan yang namanya infeksi," kata Brand Manager Andalan Feminine Care, Maharani Anandita di kesempatan yang sama.
Jika memang aroma vagina menyengat tajam atau amis seperti ikan segera konsultasikan ke dokter. Nanti, akan dilakukan pengobatan sesuai penyebabnya.
Advertisement