Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI memproyeksikan bisa mengangkut sebanyak 450 juta penumpang pada 2019. Angka tersebut telah melampaui target yang sudah ditetapkan sebelumnya, yakni sebanyak 435,49 juta penumpang.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, pihaknya lebih mengutamakan target penarikan penumpang dibanding pendapatan. Dia melaporkan, pada 2018 lalu KAI berhasil mengangkut sebanyak 425 juga penumpang.
Baca Juga
Advertisement
"Menurut saya (angka pendapatan) enggak penting, yang penting kita bisa mengangkut penumpang. Tahun lalu 425 juta, tahun ini mungkin 450 juta penumpang," ujar dia saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (6/9/2019).
Adapun jumlah penumpang kereta dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada 2016, KAI mengangkut 352,3 juta penumpang, meningkat 12 persen menjadi 394,1 juta penumpang pada 2017, dan naik 8 persen dengan jumlah total 425 juta penumpang pada 2018.
Sebagai perbandingan, hingga Semester I 2019 terjadi peningkatan sebesar 2 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pada Semester I 2019, PT KAI melayani 210,7 juta penumpang, sedangkan pada Semester I 2018 sebanyak 207 juta penumpang.
Lebih lanjut, Edi melontarkan, PT KAI tidak memprioritaskan pendapatan keuangan secara muluk-muluk. Paling tidak, itu mencapai target yang telah ditetapkan.
"Kalau kinerja seluruhnya, operasi sama keuangan, paling tidak memenuhi apa yang kita harapkan. Kalau keuangan paling tidak sampai bulan 6 ini memang keuntungan bersih di bawah laba paling bawah. Itu menunjukkan lebih baik dari tahun lalu, paling tidak lebih baik dari 2019," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kereta Api INKA Diminati Negara Afrika
PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA terus melakukan penetrasi untuk memenuhi kebutuhan pasar kereta api di beberapa negara-negara Asean. Setelah sukses, menyelesaikan kontrak dengan Bangladesh pihaknya kini tertarik masuk ke wilayah Afrika.
Presiden Direktur PT INKA, Budi Noviantoro mengatakan, sejauh ini pihaknya telah menerima tawaran permintaan produksi kereta api untuk beberapa negara di kawasan Afrika. Kendati begitu, pihaknya masih ingin melakukan penjajakan terlebih dahulu.
"Untuk Afrika kemarin sebutulnya cukup banyak yang menginginkan produk dari kami dari INKA khususunya utuk membantu temen-temen di negara Afrika, tapi ini masih dalam proses," kata dia saat ditemui di Jakarta, Senin (26/8/2019).
Budi menyampaikan untuk merambah ke negara Afrika, INKA memang harus membutuhkan satu paket dimulai dari perencanaan, investasi, pengadaan, serta pengawasan yang akan dilakukan pihaknya. Sebab, dengan itu semua akan lebih memudahkan pihaknya masuk ke arah sana.
"Harapan saya tiga tahun ke depan sih akan banyak kita supplay ke negara Afrika," jelas dia.
"Namun yang paling deket adalah dengan Madagaskar, kemudian juga dengan Nigeria nanti kita masuk ke sana," tambah dia.
Advertisement