Dongkrak Pendapatan, Kereta Api Logistik Kembangkan Bisnis Terminal Barang

Kereta Api Logistik mempunyai keterbatasan bongkar-muat barang lantaran belum memaksimalkan keberadaan terminal.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Sep 2019, 15:30 WIB
Proses bongkar muatan KA Logistik saat tiba di Stasiun JICT Tanjung Priok, Kamis (18/2). Dioperasikannya KA Logistik Tanjung Priok diharapkan mampu menurunkan masalah waktu bongkar muat atau dwelling time hingga dua hari. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Logistik (KALOG), anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI, berencana mengembangkan fungsi dari terminal pengangkutan barang menjadi entitas bisnis tersendiri yang bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Plt Direktur Utama Kereta Api Logistik Hendy Helmy mengatakan, pihaknya bakal melakukan konsolidasi untuk mengubah pola sistem angkutan barang. Dia ingin menghidupkan potensi bisnis dari kegiatan pengangkutan logistik.

"Misalkan, dulu di terminal kita punya lahan cukup besar, (tapi) terminal-terminal ini kita enggak optimalkan. Ini hanya bagian supporting dari angkutan barang. Tapi nanti ke depan kita mau jadikan terminal jadi basic bisnis juga," jelas dia di Jakarta, Sabtu (7/9/2019).

Dia mengutarakan, Kereta Api Logistikdulu hanya fokus pada angkutan barang namun melupakan keberadaan terminal. Tapi kemudian ia menyadari, ternyata terminal ini dapat menjadi suatu entitas bisnis tersendiri yang bisa menguntungkan.

"Makanya kita lagi pikir organisasi yang tidak hanya fokus kepada angkutan, tapi juga fokus kepada gudang-gudang, terminal-terminal, dan lain-lain," ungkap dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Luar Jakarta

Proses bongkar muatan KA Logistik saat tiba di Stasiun JICT Tanjung Priok, Kamis (18/2). Dioperasikannya KA Logistik Tanjung Priok diharapkan mampu menurunkan masalah waktu bongkar muat atau dwelling time hingga dua hari. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hendy menyampaikan, Kereta Api Logistik saat ini punya keterbatasan bongkar-muat barang lantaran belum memaksimalkan keberadaan terminal. Ke depan, ia mau lebih mengembangkan terminal barang yang ada di luar Jakarta.

"Kita lagi coba jajaki peluang pasar yang tidak terkelola saat ini. Misalnya Jakarta ke Surabaya mau turun Cikampek enggak bisa kan, karena kita belum punya. Kita mau bikin, padahal di Cikampek itu cukup besar pasar industrinya," tuturnya.

"Jadi nanti Jakarta sudah mulai crowded, kita mungkin buka tempat baru yang bisa mem-back up yang sudah ada saat ini," tukas Hendy.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya