Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) meraih penghargaan Mitra Peduli PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ini sebagai salah satu lembaga publik yang telah berkontribusi secara signifikan dalam mendukung program pendidikan nonformal melalui Program Pojok Baca dan Dongeng (PBD) untuk anak usia dini.
Penghargaan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, dalam puncak peringatan Hari Aksara Internasional ke-54 Tingkat Nasional di Makasar, Sabtu (7/9/2019) kemarin.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko menyampaikan penghargaan ini tentunya menjadi pendorong motivasi dan semangat BI untuk selalu berinovasi guna meningkatkan perannya dalam mengembangkan pendidikan formal dan nonformal di tanah air.
Baca Juga
Advertisement
PBD adalah salah satu program sosial BI di bidang pendidikan yang ditujukan kepada anak usia dini untuk meningkatkan literasi keuangan seperti mengenal ciri keaslian uang Rupiah, merawat uang Rupiah, serta mendorong gerakan menabung dan bijak mengeluarkan uang.
"PBD didirikan di lembaga pendidikan anak usia dini baik formal dan nonformal seperti Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, Raudhotul Anfal, dan sebagainya," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (8/9/2019).
Sejak tahun 2015, BI telah membangun 183 unit PBD di seluruh Indonesia baik di wilayah Kantor Pusat maupun 46 Kantor Perwakilan BI di seluruh Indonesia.
Guna mendukung implementasi PBD tersebut, juga dilaksanakan rangkaian workshop edukasi keuangan anak usia dini bagi guru-guru PAUD di beberapa kota seperti Jakarta, Surabaya, Palembang, Gorontalo, dan Samarinda.
Ke depan BI berkomitmen untuk senantiasa mendukung pengembangan dunia pendidikan nasional sebagai salah satu wujud visinya menjadi bank sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia.
Selain PBD, BI juga memiliki program serupa untuk pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan mahasiswa seperti Program BI Corner yaitu pendirian perpustakaan pojok, pemberian beasiswa baik di Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta, Program BI Mengajar, Program Kunjungan Pelajar ke BI, dan fasilitasi penelitian.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gubernur BI: Petani dan Nelayan Harus Bisa Jualan di Internet
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menginginkan petani dan nelayan mulai memanfaatkan sistem perdagangan secara online atau e-commerce untuk menjual produknya. Dengan demikian, nelayan dan petani semakin mudah menjangkau pasar.
"Belum lagi bagaimana dari petani, dari nelayan, dari perdagangan kecil bisa disambungkan. Kalau kecil kan mereka disambungkan, kalau sekarang masih jualan ke pasar tradisional," ujar Perry di Gedung Dhanapala, Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Perry mengatakan, sejauh ini ada sekitar 60 juta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. Jumlah tersebut secara keseluruhan belum masuk ke dalam e-commerce.
"UMKM kita ada 60 juta, yang tentu saja ini menjadi pasar untuk pasarnya e-commerce dan pasarnya fintech. Yang ini, yang terus dikembangkan," jelasnya.
Sementara itu, tingkat penggunaan internet dan smartphone yang semakin meningkat menjadi daya pikat untuk masuk ke dalam e-commerce. E-commerce juga menjadi salah satu cara untuk mendorong tingkat inklusi keuangan yang kini masih sekitar 51 persen.
"Indonesia penduduknya 268 juta, pengguna internat dan mobile itu 150 juta, penetrasi di berbagai daerah ada, itu dari sisi teknologi. Dari sisi peluang ekonominya, indeks inklusi keuangan kita itu baru 51 persen, jadi masih hampir 49 persen belum tersentuh dunia keuangan dan ini adalah peluang untuk kita kembangkan baik fintech maupun e-commerce," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Jangkau Konsumen, UMKM Harus Go Digital
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) saat ini memiliki 898 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan yang dioerientasikan untuk ekspor. Selain itu, UMKM tersebut juga diarahkan untuk menuju digitalisasi dari segi pemasaran.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan, penting sekali untuk UMKM melakukan digitalisasi di era sekarang ini. Sebab hal tersebut dapat membantu memperluas pemasaran produk atau karya yang dihasilkan oleh UMKM.
"Kenapa masuk digital? karena bisa mendekatkan konsumen," kata dia saat ditemui dalam acara Pameran Kain dan Kerajinan Karya UMKM Bank Indonesia (BI) yakni Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta Convention Centre. Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Adapun saat ini, total UMKM binaan BI yang sudah go digital baru berjumlah 355 unit. Diharapkan semua UMKM nantinya sudah bisa melakukan digitalisasi. Dengan demikian penjualan produk akan menjadi lebih mudah karena dapat dilakukan hanya dengan ketikan jari tangan.
"355 UMKM yang sudah go digital, apa yang dimaksud go digital? banyak tahapannya cara untuk go digital, ada yang sudah memasarkan produknya melakui twiter, facebook, youtube. Jualan di dunia maya," ujarnya.
Selain di sosial media, penjualan juga dapat dilakukan di berbagai platform e-commerce. Semakin banyak cara dilakukan, maka akan semakin mudah konsumen menemukan barang atau produk yang dijual UMKM dan tidak lagi mengandalkan penjualan secara konvensional.
Tak hanya itu, go digital juga mencakup cara atau metode pembayaran. Perry menyebutkan saat ini metode pembayaran belanja online sudah kian beragam dan memudahkan konsumen dan pedagang dalam melakukan transaksi jual beli.
"Go digital juga bagiamana metode pembayarannya , bukan hanya kartu debit tapi juga sudah sekarang kita tambah kartu debet edc QRIS(QR Code Indonesia Standard) yang kita launchingMei," ujarnya.