Liputan6.com, Jakarta - Akun Twitter FCTC Indonesia (@fctcindonesia) menjadi korban peretasan. Motif di baliknya diduga berasal dari polemik antara KPAI, Yayasan Lentera Anak dan Djarum Foundation mengenai dugaan eksploitasi anak.
KPAI dan Yayasan Lentera Anak menduga Djarum Foundation menjadikan anak sebagai promosi brand image rokok dalam kegiatan audisi umum beasiswa bulu tangkis.
Baca Juga
Advertisement
Saat kami mengunjungi akun twitter FCTC Indonesia yang tercantum pada profil akun Yayasan Lentera Anak (@lenteraanak_), ada kejanggalan pada nama, informasi, dan foto akun @fctcindonesia.
MARI MEROKOK DAN SEKS BEBAS
SAYA MAU BEASISWA PB DJARUM CUMAN DAH TUTUP
Selain itu, tidak ada satu pun twit, following, dan followers dari akun tersebut.
Kemudian kami mengunjungi akun @fctcindonesia di Instagram. Di sana kami masih mendapati nama, informasi dan konten-konten seputar edukasi dampak konsumsi rokok.
Saatnya kamu ambil bagian! 📣Bicaramu adalah kekuatan untuk menyelamatkan anak dan masa depan Indonesia dari dampak konsumsi rokok 🇮🇩
Adapun FCTC atau Framework Convention on Tobacco Control (Kerangka Konvensi tentang Pengendalian Tembakau) merupakan perjanjian internasional yang dibahas dan disepakati oleh negara-negara anggota WHO.
Kerangka yang terdiri dari 11 bab dan 38 pasal ini bertujuan untuk melindungi generasi masa kini dan masa mendatang dari dampak konsumsi rokok dan paparan asap rokok.
PB Djarum Setop Audisi Umum Bulu Tangkis
Terkini, PB Djarum menyatakan akan menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis mulai 2020. Djarum Foundation selaku induk mengambil langkah untuk meredakan polemik yang muncul akhir-akhir ini.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengungkapkan itu dalam acara konferensi pers, di Hotel Aston, Purwokerto, Sabtu (7/9/2019). Acara tersebut dilaksanakan menjelang rangkaian kedua audisi umum tahun ini, yang diselenggarakan mulai Minggu (8/9/2019) hingga Selasa (10/9/2019), di GOR Satria, Purwokerto.
"Sesuai dengan permintaan pihak terkait, pada audisi kali ini kita menurunkan semua brand PB Djarum. Pihak PB Djarum sadar untuk mereduksi polemik itu kami menurunkannya," kata Yoppy, seperti dilansir situs Djarum Badminton.
"Kedua, kaus yang dibagikan kepada anak-anak tidak akan kami bagikan lagi seperti sebelumnya. Mereka akan memakai kaus asal klubnya masing-masing, dan itu sudah lebih dari cukup. Kami sudah memutuskannya, tidak ada deal-dealan lagi, diterima atau tidak, kami sudah memutuskan seperti itu," ungkap Yoppy.
"Kemudian pada Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis kali ini juga saya sampaikan sebagai ajang untuk pamit sementara waktu, karena pada 2020 kami memutuskan menghentikan audisi umum. Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kami hentikan dulu, biar reda dulu. Masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik," jelas Yoppy.
(Why/Isk)
Advertisement