Berkat TP4D, Tidak Ada Lagi Pot Tanaman Ditendang 

Indah dan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Luwu Utara merasakan keberadaan TP4D menghadirkan rasa nyaman dalam pelaksanaan proyek.

oleh Muhammad Ali diperbarui 08 Sep 2019, 14:48 WIB
Bendungan Baliase, salah satu proyek strategis nasional yang mendapat pendampingan TP4D di Luwu Utara. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Luwu Utara (Lutra) Sulawesi Selatan, Indah Putri Indriani menggunakan anggaran negara untuk membangun proyek-proyek infrastruktur di wilayahnya secara terukur dan terarah. Terlebih dengan keberadaan Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D).

Menurut Indah, sejak menjabat Bupati empat tahun lalu, langsung menandatangani nota kesepahaman dengan Kejaksaan Negeri Masamba terkait TP4D.

"Di Lutra banyak proyek strategis. Ada kekhawatiran dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dan PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) akan dikriminalisasi oleh kelompok tertentu," kata Indah dalam keterangannya, Minggu (8/9/19).

"Katakanlah, ada 10 perusahaan yang berminat terhadap sebuah proyek. Tetapi pemenang tender pasti satu. Nah, dalam pelaksanaannya tentu ada kekhawatiran upaya kriminalisasi dan lain sebagainya," lanjut Indah.

Indah dan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Luwu Utara merasakan keberadaan TP4D menghadirkan rasa nyaman dalam pelaksanaan proyek, karena ada pendampingan sejak awal perencanaan. Termasuk memastikan semua proses perencanaan pengadaan barang dan jasa sesuai prosedur.

"Apabila mitra mengalami hambatan dari sisi hukum bisa meminta masukan sebelum proyek berjalan. Ada saja perbedaan persepsi sehingga harus ada penyesuaian di lapangan agar tidak ragu lagi," kata dia.

Dia mengaku, selama hampir empat tahun jadi Bupati selalu mendapat testimoni SKPD bahwa sejak bekerja sama dengan TP4D, mereka lebih tenang. Mereka bergurau sekarang pot tanaman di depan kantor lebih panjang usianya karena tidak ada lagi orang menendangnya karena kecewa tidak memenangi tender.

Dia memaparkan salah satu proyek strategis nasional yang mendapat pendampingan TP4D di Luwu Utara, yaitu Bendungan Baliase. Bendungan yang dibangun sejak 2015 itu menggunakan anggaran multiyears. Rencananya rampung antara 2019 dan 2020 dengan anggaran sebesar Rp 1,03 triliun.

Progres pembangunan sudah mencapai 96% dan jika beroperasi mampu mengairi persawahan sekitar 20 ribu hektare di Luwu Utara. Produksi padi diperkirakan menghasilkan senilai Rp1,7 triliun per tahun dengan asumsi satu hektare menghasilkan Rp75 juta setahun.

 


Pencetakan Sawah Seluas 250 H

Dengan adanya bendungan warga bisa panen dua kali atau tiga kali setahun. Bahkan Pemkab Luwu Utara pun melakukan pencetakan sawah baru pada 2019 seluas 250 hektare bersama 11 kelompok tani sebagai penerima. Mereka tersebar di Kecamatan Baebunta, Baebunta Selatan, Sabbang Selatan, dan Mappedeceng. Semua daerah tersebut merupakan jalur irigasi dari Bendungan Baliase.

TP4D juga mendampingi Pemkab Lutra dalam pembangunan perluasan landasan pacu bandara perintis di Kecamatan Seko. Landasan bandara di Seko akan dipanjangkan dari 1.000 menjadi 1.900 meter agar pesawat jenis ATR 27 bisa mendarat. Pemkab sudah menyiapkan lahan 28 hektare dan semua proses didampingi TP4D.

Wakil Bupati Lutra, Tahar Rum, menambahkan kehadiran TP4D itu sangat membantu dalam hal pengawasan. Karena di Lutra ada pembanguan bendungan, jembatan, dan sejumlah infrastruktur lain.

"Pembangunan Pasar Sabbang dan Bone-bone yang sempat amburadul berkat TP4D menjadi lebih baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan," tandas Tahar.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya