Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis Dihentikan, PB Djarum Pakai Filosofi Bola Bekel

Djarum Foundation menghentikan program audisi umum beasiswa bulu tangkis yang dimulai sejak 2006 untuk disalurkan ke PB Djarum mulai 2020.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 08 Sep 2019, 17:35 WIB
Sebanyak 24 atlet berhasil meraih Super Tiket dari Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 yang digelar di GOR KONI, Kota Bandung. (dok. PB Djarum)

Liputan6.com, Purwokerto - Djarum Foundation mengambil keputusan mengejutkan. Djarum Foundation menghentikan program audisi umum beasiswa bulu tangkis mulai 2020. Sebelumnya, para penerima beasiswa ini disalurkan ke klub PB Djarum.

"Pada audisi umum beasiswa bulu tangkis kali ini, saya juga sampaikan sebagai ajang untuk pamit sementara waktu, karena pada 2020 kami memutuskan menghentikan audisi umum," kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin di GOR Satria, Purwokerto.

Keputusan ini membuat para orangtua dan klub-klub kecil resah. Sebab, mereka tidak tahu harus menyalurkan kemana lagi atlet-atlet potensial mereka selain ke PB Djarum.

Manajer tim PB Djarum Fung Permadi mencoba meredakan kekhawatiran itu. "Jangan khawatir. Walau tidak ada audisi, kami tak akan berhenti mencari bibit-bibit bulu tangkis di seluruh Indonesia, apapun kesulitannya" kata Fung kepada media di GOR Satria, Purwokerto, Minggu (8/9.2019).

Namun, Fung juga berharap pengertian dari klub-klub untuk membantu PB Djarum dalam mencari bibit-bibit berbakat. "Mohon atlet-atletnya dilatih sesuai dengan kebutuhan. Perbaiki teknik dasar dan kualitasnya."


Fokus Terpecah

Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019

Keputusan PB Djarum menghentikan audisi umum beasiswa bulu tangkis pada tahun depan menyusul polemik dengan Komisi Perlindungan Anak (KPAI). KPAI menuding PD Djarum mengeksploitasi anak.

KPAI mendesak Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai promosi brand image dalam kegiatan audisi. Tapi, Fung memastikan PB Djarum tidak memiliki masalah KPAI.

"Dengan KPAI tidak ada masalah," ucap Fung. "Cuma gangguannya cukup besar, Jadi kita berpikir ulang. Meributkan masalah yang tak ada hubungannya dengan bulu tangkis malah menjadi repot. Fokus terpecah. Tidak fokus dalam membina anak-anak."


Filosofi Bola Bekel

Mantan pemain tunggal putra itu kembali menegaskan tidak ada masalah dengan KPAI. "Ini pendapat saya pribadi, KPAI hanya menjalankan tugasnya, kita menjalankan tugas kita," ucapnya. "Jika sesuai aturan, maka kita akan taati."

Fung kembali menegaskan meski KPAI melarang ada audisi, dia akan tetap mencari bibit-bibit potensial. "Apapun kesulitannya, saya akan tetap jalan. Mencari caranya untuk mencari bibit-bibit potensial," ujarnya.

Ia mengungkapkan salah satu caranya adalah dengan memantau turnamen-turnamen bulu tangkis antardaerah dan klub-klub. "Memang agak susah, kesulitannya lebih tinggi. Tapi, kalau kata om Lius Pongoh, kita memakai filosofi bola bekel, semakin diteken, maka akan semakin tinggi pantulannya," tutup Fung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya