Pengakuan Eks Tahanan: Saya Mata-matai Korea Utara untuk CIA

Seorang mantan tahanan di Korea Utara mengatakan kepada media Jerman bahwa ia adalah mata-mata untuk badan intelijen Amerika Serikat ketika ditahan di sana.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 09 Sep 2019, 15:02 WIB
Kim Dong-chul (ketiga dari kanan) menjabat tangan Presiden AS Donald Trump (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Seoul - Seorang mantan tahanan di Korea Utara mengatakan kepada media Jerman bahwa ia adalah mata-mata untuk badan intelijen Amerika Serikat ketika ditahan di sana.

Dalam sebuah laporan televisi oleh penyiar publik NDR, warga negara AS kelahiran Korea Selatan Kim Dong-chul (67) menceritakan 'aktivitasnya' dalam operasi spionase, begitupun dengan penangkapan dan penganiayaan serta penyiksaan yang dideritanya di balik jeruji besi.

"Saya mendekati perwira militer dan ilmuwan yang saya tahu membutuhkan uang," kata Kim dalam program itu, menunjukkan jari-jari bengkok yang menurutnya dicederai oleh sepatu bot tentara Korut saat diinterogasi.

Kim Dong-chul adalah satu dari tiga tahanan Amerika yang dibebaskan oleh Pyongyang pada Mei 2018, menjelang pertemuan puncak pertama antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Mantan tahanan itu mengatakan kepada media Korea Selatan bahwa ia biasa mengumpulkan informasi untuk Badan Intelijen Nasional (NIS) dan CIA, demikian seperti dikutip dari the South China Morning Post, Senin (9/9/2019).

Pengusaha dan mantan misionaris Kristen itu telah menjadi orang dalam yang dipercaya di Korea Utara, di mana sejak tahun 2001 ia mengelola sebuah hotel di zona ekonomi khusus Rason dekat perbatasan China dan Rusia.

Dia ditangkap pada Oktober 2015 setelah dia dilaporkan menerima perangkat penyimpanan (flashdisk) yang berisi data terkait nuklir dan informasi militer lainnya dari mantan tentara Korea Utara.

Pada April 2016 Kim Dong-chul dijatuhi hukuman 10 tahun kerja paksa karena subversi dan spionase.

Simak video pilihan berikut:


Direkrut CIA di Korea Selatan

Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)

Dalam program televisi, ia melaporkan bahwa setelah kematian 2011 mantan pemimpin Kim Jong-il, ia direkrut oleh agen CIA di Korea Selatan.

"Setelah kematian Kim Jong-il, ada banyak desas-desus tentang kemungkinan pengganti dan masa depan negara itu," mantan agen itu mengatakan kepada NDR.

Menyetujui untuk mengumpulkan intelijen tentang rezim dan program-program persenjataannya, ia dilengkapi dengan arloji yang menampilkan kamera tersembunyi dan alat penyadap yang bisa ia kenakan di dalam telinganya.

Dia mengatakan dia memotret kapal yang CIA sebelumnya hanya memiliki gambar satelit tidak akurat.

Kim Dong-chul juga menunjukkan foto sebuah ingot seng dengan kemurnian tinggi, suatu zat yang digunakan dalam teknologi senjata, dari bekas Uni Soviet, yang katanya dia beli dari seorang ilmuwan nuklir Korea Utara.

Namun, seperti dilaporkan oleh the South China Morning Post, klaim Kim Dong-chul belum bisa terverifikasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya