Meningkatkan Kapasitas Daur Ulang Sampah dengan Para Mitra Pengumpul

Aspek keberlanjutan selalu jadi inti dalam komitmen Tetra Pak Indonesia untuk melindungi makanan, masyarakat, dan masa depan.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2019, 03:47 WIB
Relawan Nepal mengikat kantong plastik daur ulang membentuk replika Laut Mati di Kathmandu pada 5 Desember 2018. Kegiatan ini diharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan banyaknya sampah plastik yang mencemari lautan dunia (PRAKASH MATHEMA / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sampah jadi salah satu masalah utama di Indonesia. Berbagai pihak mencari beragam cara kreatif untuk mengatasi masalah sampah. Salah satunya Tetra Pak Indonesia. Perusahaan pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman, mengumumkan komitmennya untuk menerapkan prinsip circular economy yang sejalan dengan ambisi perusahaan hingga 2020.

Pada 2018, Tetra Pak Indonesia bersama mitra pendaur telah mendaur ulang lebih dari 10.388 ton kemasan karton bekas minuman. Bukan hanya mengurangi dampak terhadap lingkungan, komitmen ini juga memberikan nilai ekonomis bagi para mitra usaha daur ulang.

Menurut Michael Wu, Managing Director Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, & Indonesia, aspek keberlanjutan selalu menjadi inti dalam komitmen mereka untuk melindungi makanan, masyarakat, dan masa depan. Mereka secara berkelanjutan bekerja untuk mencapai dampak lingkungan minimum di seluruh rantai pasokan.

"Kami memahami pentingnya kolaborasi jangka panjang dengan mitra-mitra kami seperti pengumpul sampah, pendaur ulang, pelanggan, pemerintah, komunitas, dan para pemangku kepentingan lainnya untuk menyukseskan ambisi kami dalam low carbon circular economy," terang Michael.

Sejalan dengan ambisi perusahaan hingga 2020, Tetra Pak berkomitmen untuk meningkatkan tingkat daur ulang sampai 24 persen dengan mempertimbangkan berbagai pencapaian yang telah diraih Tetra Pak Indonesia bahkan sejak 2005 dan berkelanjutan pada 2015,

Sejak 2005, Tetra Pak Indonesia telah secara bersama mengembangkan infrastruktur pengumpulan yang diinisiasi bersama Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK). Lalu pada 2015, mereka berhasil menjalin kerja sama dengan 3 mitra pengumpul di 3 provinsi dan 2 mitra pendaur, dengan tingkat daur ulang sebesar 7,5 persen (2.885 ton).

Pada 2019, mereka berhasil menambah mitra pengumpul baru dan total telah ada 5 mitra pengumpul yang bertanggung jawab untuk wilayah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jabodetabek, sehingga kenaikan tingkat daur ulang diharapkan mencapai 22,5 persen.

Pada 2020 nanti, Tetra Pak Indonesia mencanangkan target tingkat daur ulang sebesar 24 persen dan lebih dari 13.000 ton kemasan karton bekas yang akan terdaur ulang. Kesuksesan mereka dalam meningkatkan kapasitas daur ulang tidak terlepas dari kolaborasi jangka panjang dengan para mitra seperti pengumpul sampah, pendaur ulang, pelanggan, masyarakat, pemerintah, komunitas, bank sampah, dan pemangku kepentingan lainnya.

Daur ulang kertas karton bekas minuman. foto: istimewa

Wisnu Wiguna selaku pemilik Leo Graha Sukses Primatama, perusahaan yang telah bermitra dengan Tetra Pak selama lebih dari 10 tahun, dengan fokus bidang usaha pada daur ulang kertas ini, memaparkan bahwa mereka membutuhkah kualitas serat panjang dari kemasan karton bekas minuman ini dan materi polimer aluminium (PolyAl) dalam kemasan karton minuman Tetra Pak.

"Hal ini berfungsi untuk memastikan aspek keamanan pangan ternyata dapat didaur ulang serta menghasilkan produk atap gelombang yang berkualitas. Selain itu juga memiliki nilai ekonomis tinggi dan diterima baik di pasaran," papar Wisnu.

Bukan hanya bekerja sama dengan Leo Graha, Tetra Pak Indonesia juga bekerja sama dengan Daur Esia Jaya Trimegah, yang fokus pada pengolahan daur ulang serat kertas dari kemasan karton bekas minum,

Selain itu, untuk memaksimalkan pencapaian usaha daur ulang, Tetra Pak Indonesia, Leo Graha, dan Daur Esia juga mengajak para konsumen di Indonesia mempraktikkan kesadaran gerakan 3L (Lipat, Letak, dan Lepas) untuk penanganan kemasan karton bekas minuman.

Gerakan tersebut terdiri dari Buka Lipatan atas dan bawah, Letakkan Sedotan ke dalam kemasan dan meratakannya, serta Lepaskan Kemasan di tempat sampah terpilah yang disediakan. Gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian konsumen dan masyarakat terhadap pemilahan sampah.

Kegiatan keberlanjutan yang dilakukan di Indonesia sejalan dengan Laporan Keberlanjutan Perusahaan 2019 (Company Sustainability Report) yang dilansir baru-baru ini.

Laporan tersebut menyatakan bahwa Tetra Pak secara global menerapkan prinsip circular economy dan low carbon dalam operasi bisnisnya guna mengurangi dampak terhadap lingkungan dan memastikan keberlanjutan pada seluruh rantai pasokan. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya