Indahnya Lantunan Alquran di Lapak Gratis Ayo Mengaji Palembang

Gerakan mengentaskan buta aksara Alquran dilakukan dengan menggelar Lapak Gratis Ayo Mengaji Palembang.

oleh Nefri Inge diperbarui 11 Sep 2019, 00:00 WIB
Gerakan Lapak Gratis Ayo Mengaji di Taman Kambang Iwak Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Tawa senda gurau terdengar jelas dari sudut taman, saat menikmati suasana Minggu pagi di Taman Kambang Iwak Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).

Car free day di Ruang Terbuka Hijau (RTH) ini, diramaikan dengan beragam aktivitas pengunjung, mulai dari senam massal, jogging, bermain di taman hingga sekadar menikmati udara segar di taman kota.

Di antara hiruk pikuk aktivitas pengunjung taman, ada satu aktivitas yang berbeda dan membawa aura ketenangan. Beberapa anak-anak berkumpul di Lapak Gratis Ayo Mengaji, sembari melantunkan indahnya ayat-ayat Alquran.

Gerakan Lapak Gratis Ayo Mengaji ini, ternyata sudah enam bulan digelar di Taman Kambang Iwak Palembang, yang berlokasi di Jalan Tasik Palembang.

Antusias pengunjung taman pun setiap minggu terus bertambah. Para relawan dengan senyum ramah, tampak tekun mendampingi anak-anak yang mengunjungi lapak ini, hanya untuk belajar mengaji.

Muhajirin, yang menjadi pelopor gerakan ini, menyambut dengan hangat para pengunjung taman yang ingin mengaji bersama.

Gerakan ini ternyata menjadi salah satu cara dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, untuk mengentaskan buta aksara Alquran di Kota Palembang.

"Ide ini muncul dari keprihatinan saya karena banyak umat Islam yang belum bisa mengaji. Bahkan, beberapa imam di masjid tidak fasih melafazkan ayat Alquran, yang membaca surat Yaasin juga lebih banyak membaca tulisan Latin dibandingkan Arab," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (9/9/2019).

“Gerakan ini akhirnya saya mulai di ruang publik secara gratis, agar menarik minat pengunjung. Alhamdulillah responnya sangat baik,” katanya.

Tanpa adanya sosialisasi, gerakan ini disambut baik oleh para pengunjung taman kota. Ada belasan relawan dari Palembang, yang bersedia meluangkan waktunya tanpa dibayar, hanya untuk mendampingi pengunjung belajar membaca Alquran.

Tidak hanya anak-anak yang mendatangi lapaknya, banyak juga orang dewasa hingga lanjut usia yang tergerak untuk belajar membaca Alquran. Bahkan, ada yang benar-benar buta huruf Alquran dan belajar tulisan Arab dari Iqro.

 


Rekrut Alumni Gontor

Para relawan mengajar mengaji ke para pengunjung Taman Kambang Iwak Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

"Banyak juga orang dewasa, kita tidak pernah membedakan, bahkan senang jika mereka juga tergerak untuk belajar bersama di lapak kita. Dengan ada niat mengaji saja, sudah berpahala, apalagi jika ikut mengaji," ucapnya.

Lapak Gratis Ayo Mengaji ini, rutin digelar setiap Minggu pagi, dari pukul 07.00 WIB hingga 11.00 WIB. Bahkan, setiap hari Kamis, dia bersama para relawan mengajar mengaji para anggota TNI dan warga sekitar di masjid Kodam II/Sriwijaya, di Jalan Jenderal Sudirman Palembang.

Sebagai alumnus Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (Jatim), Muhajirin mengajak alumni ponpesnya untuk turut serta menyebarkan ilmu belajar mengaji ke para pengunjung.

"Sebagian relawan adalah alumni dari Ponpes Gontor, ada juga dari mahasiswa saya di UIN Raden Fatah Palembang. Ada sekitar 30 orang relawan yang ikut serta menyukseskan gerakan ini," ujarnya.

Muhajirin juga membuka lembaga belajar mengaji dan bahasa arab bernama Moba La-Tansa Palembang, yang berlokasi di Jalan Basuki Rahmat Palembang.

Lembaga pendidikan non formal ini, baru tiga tahun didirikannya. Namun, sudah banyak lulusan dari lembaga pendidikannya, yang masuk seleksi Pondok Modern Gontor di Jawa Timur. 

 


Program Rumah Tahfiz

Gubernur Sumsel Herman Deru (Dok. Humas Pemprov Sumsel / Nefri Inge)

Nabila Syafitri (11), pengunjung Taman Kambang Iwak Palembang, turut meramaikan Lapak Gratis Ayo Mengaji. Meskipun sudah khatam Alquran, tapi dia tidak segan untuk kembali mengaji bersama dengan para pengunjung lainnya.

"Saya senang mengaji, apalagi ada lapak mengaji gratis di taman kota ini. Sekarang lagi mengaji Juz 2. Seru juga bisa bermain di taman kota sambil melanjutkan mengaji saya," kata siswa kelas 6 SD ini.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, sebanyak 54 persen dari total populasi umat Islam di Indonesia yang belum dapat membaca Alquran.

Untuk mengentaskan buta aksara Alquran, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel sedang menggalakkan program Rumah Tahfidz di 17 Kabupaten/Kota di Sumsel.

"Program ini menjadi prioritas kami, agar mengentaskan buta aksara Alquran di Sumsel. Ini akan kita galakkan minimal satu desa satu rumah tahfidz di 17 Kabupaten/Kota se-Sumsel," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya