Grab: Tak Mudah Gunakan Mobil Listrik untuk Angkutan Online

Salah satu tantangan terkait ketersediaan fasilitas pengisian daya bagi mitra driver yang menggunakan mobil listrik.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2019, 17:06 WIB
Pekerja membersihkan mobil bertenaga listrik yang dipamerkan pada gelaran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 di Jakarta, Rabu (4/9/2019). IEMS 2019 merupakan pameran khusus kendaraan listrik pertama di Indonesia yang digelar BPPT. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan mengungkapkan tantangan dalam pengembangan mobil listrik di Indonesia. Jika menilik dari sisi Grab, maka tantangan berkaitan dengan penggunaan mobil listrik oleh mitra pengemudi Grab.

"Tidak gampang sebenarnya me-launch mobil listrik ya. Bayangkan dia itu kan harus di-charge. Mitra pengemudi Grab kan setiap hari range-nya cukup jauh. Dia kan banyak trip," kata dia, saat ditemui, di sela peluncuran kategori 'Clean & Fix' di aplikasi Grab, Jakarta, Selasa (10/9/2019).

Salah satu tantangan terkait ketersediaan fasilitas pengisian daya bagi mitra driver yang menggunakan mobil listrik. "Contohnya kalau Hyundai itu, satu mobil kalau baterai diisi penuh, bisa sekitar 250-an km. Kalau misalnya mitra pengemudi dia setiap hari jalan lebih jauh dari itu berarti kan di tengah hari harus isi," ungkapnya.

"Kalau enggak ada charging point-nya enggak akan jalan juga. Jadi enggak bisa kita deploy mobil listrik itu tanpa ekosistem hadir dengan lengkap," imbuh Ongki.

Karena itu, pihaknya mendukung pemerintah dalam upaya pengembangan mobil listrik, khususnya dari sisi infrastruktur penunjang. Salah satunya ketersediaan fasilitas pengisian daya.

"Jadi kita harus ada charging station, listrik juga harus memadai, dan penentuan lokasi charging station juga harus tepat," tandas dia.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


PLN Ajak Swasta Bangun Stasiun Pengisian Energi Mobil Listrik

Salah satu mobil bertenaga listrik yang dipamerkan pada gelaran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 di Jakarta, Rabu (4/9/2019). IEMS 2019 merupakan pameran khusus kendaraan listrik pertama di Indonesia yang digelar BPPT. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

PT PLN (Persero) membuka kesempatan pihak swasta untuk bekerjasama dalam menyediakan alat pengisian energi kendaraan listrik. Hal ini untuk mendorong penggunaan ramah lingkungan tersebut.

‎Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan, PLN siap mendukungan era kendaraan listrik. Dukungan tersebut diwujudkan dalam menyiapkan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). 

"Saat ini ada 7 ribu SPLU di seluruh Indonesia, itu yang normal slow charging," kata Inten, saat menghadiri pameran kendaraan listrik di Silang Monas, Jakarta, Sabtu (30/8/2019).

Inten mengungkapkan, ada dua skema bisnis SPKLU yang digagas PLN, yaitu Company Owned Company Operated (COCO) atau penyediaan SPKLU yang dilakukan PLN sendiri dan Partner Owned Partner Operated (POPO) atau menggandeng pihak swasta bisa terlibat dalam pengadan SPKLU.

‎"Kita mengembangkan skema bisnis PLN seperti COCO-nya Pertamina juga ada partnership, itu model franchise supaya lebih banyak supaya masyarakat lebih mudah," tuturnya.

Menurut Inten, PLN akan memasang SPKLU di tempat umum dan pusat perbelanjaan, dengan begitu dapat memudahkan masyarakat pengguna kendaraan listrik mengisi eneri.

‎"Target kami semua fasilitas publik kita akan sediakan, terutama fast charging saat hari listirk Oktober kami sediakan," imbuhnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya