443 Wafat, 173 Ribu Jemaah Haji Sudah Mendarat di Tanah Air

Sebanyak 127 jemaah haji masih dalam perawatan di beberapa rumah sakit dan klinik.

oleh Nurmayanti diperbarui 10 Sep 2019, 12:34 WIB
Jemaah Haji Indonesia yang akan pulang ke Tanah Air. Darmawan/MCH

Liputan6.com, Madinah - Sebanyak 177.129 jemaah haji sudah dipulangkan ke Indonesia. Mereka terbang dalam 440 kelompok terbang (kloter).

Dari jumlah tersebut, jemaah haji yang sudah tiba di Tanah Air mencapai 173.907 orang dari 432 kloter.

Demikian mengutip sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag), Selasa (10/9/2019).

Hingga saat ini, jemaah yang wafat tercatat mencapai 443 orang. Jemaah meninggal antara lain di Makkah, Madinah, Jeddah, Muzdalifah, Mina dan Arafah.

Sementara berdasarkan data PPIH, 127 jemaah haji masih dalam perawatan di beberapa rumah sakit dan klinik.

Dengan rincian, sebanyak 27 orang di Klinik Kesehatan Haji (KKHI) Madinah. 43 orang di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), 52 orang RSAS Madinah, dan 5 orang di RSAS Jeddah.


Jemaah Sakit Terus Dipantau Saat Musim Haji Selesai

Penanganan Jemaah Haji Sakit di KKHI Makkah. Bahauddin/MCH

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memastikan jika akan tetap menangani jemaah haji Indonesia yang sakit. Ini meski masa operasional ibadah haji di tanah suci secara resmi akan berakhir pada 16 September 2019. 

Hingga kini, beberapa jemaah haji masih terbaring sakit di Rumah Sakit Arab Saudi. Pemulangan mereka akan tetap menunggu hingga kondisinya pulih.

Seperti dikatakan Kepala Daerah Kerja Madinah, Akhmad Jauhari. Selama ini, penanganan jemaah sakit pasca operasional haji akan ditangani staf teknis urusan haji yang berada di bawah naungan perwakilan Indonesia di Jeddah.

“Jadi nanti kita akan memberikan data-data, berapa jemaah yang masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi beserta kondisinya, baik itu yang ada di Madinah, Makkah maupun di Jeddah,” ujarnya, kemarin.

Jauhari mengatakan data ini diberikan agar memudahkan staf teknis untuk melakukan monitor secara berkala untuk mengetahui kondisi jemaah sakit yang tertinggal dari rombongannya.

Ketika jemaah sakit yang tersisa sudah ada yang layak terbang, maka staf teknis haji akan berkoordinasi untuk memastikan kembali apakah kondisi jemaah sudah layak terbang, kemudian memproses kepulangan jemaah tersebut.

“Apakah jemaah tersebut dipulangkan dalam kondisi berbaring dengan menggunakan stretcher case atau duduk,” tuturnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya