Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatur pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan tokoh Papua di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 10 September 2019.
Jokowi kemudian menerima 61 tokoh dari Papua dan Papua Barat. Adapun 61 tokoh ini terdiri dari tokoh adat, agama, kepala suku, aktivis, hingga akademisi.
Advertisement
Puluhan tokoh yang datang itu kompak mengenakan topi rumbai. Begitu juga para menteri yang mendampingi Jokowi. Sementara, Wali Kota Solo itu memakai baju kemeja bewarna putih.
Pada pertemuan tersebut, perwakilan adat Papua Abisai Rollo meminta beberapa hal kepada Jokowi. Mulai dari meminta untuk pemekaran provinsi di Papua dan Papua adat hingga membangun istana kepresidenan di Bumi Cendrawasih.
Jokowi pun menyanggupi. Ia berjanji pada 2020 mendatang Istana Kepresidenan dibangun di Bumi Cendrawasih.
Berikut beberapa hal yang dijanjikan Jokowi kepada para tokoh Papua dihimpun Liputan6.com :
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Janji BUMN Akan Terima 1.000 Masyarakat Papua
Jokowi berjanji mempercepat pemerataan kesejahteraan masyarakat Papua. Oleh karena itu, dia memaksa badan usaha milik negara untuk menerima masyarakat dari provinsi paling timur di Indonesia.
"Saya akan paksa BUMN menerima yang baru lulus, mahasiswa dari tanah Papua. Seribu dulu-lah," kata Jokowi, di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Sebab, dia menilai, salah satu yang menjadi masalah adalah ketersediaan lapangan kerja bagi anak-anak muda di Papua. Dia mengaku selalu mendapat pertanyaan yang sama dari mahasiswa dari Papua yang ada di luar negeri.
"Kalau lulus, saya ke mana Pak? Ya ke Papua. Kerja apa?" ujar Jokowi mengulang percakapannya dengan mahasiswa dari Papua di luar negeri.
Dia mengatakan, percepatan serupa akan diberlakukan bagi pengangkatan PNS asal Papua. Mereka juga akan diberi kesempatan untuk penempatan ke provinsi lain.
"Kalau enggak melalui proses percepatan, kompetisinya ketat sekali. Jadi, saya pakai prosedur saya," ujar Jokowi.
Advertisement
Setujui Pemekaran
Tak hanya itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyetujui pemekaran wilayah di Papua. Namun, hanya dua hingga tiga wilayah.
"Terkait pemekaran, jangan banyak-banyak dulu. Tapi bapak menyampaikan, tambahan lima. Ini total atau tambahan? Saya iya, tapi mungkin tidak lima (wilayah) dulu. Mungkin kalau enggak dua (atau) tiga," kata Jokowi.
Menurut dia, pemekaran wilayah tersebut perlu dikaji terlebih dahulu. Jokowi menyebut pemekaran wilayah sudah diatur dalam perundang-undangan mengenai tata pelaksanaannya.
"Ini kan perlu ada kajian. Karena UU (Undang-undang) nya mendukung ke sana dan saya memang ada usulan itu dari bawah," ucap Jokowi.
Janji Bangun Istana di Papua
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyambut baik usulan tokoh Papua agar membangun Istana Kepresidenan di Papua.
Perwakilan tokoh Papua menyebut bahwa pihaknya sudah mengalokasikan 10 hektare tanah untuk pembangunan Istana di sana.
"Mengenai Istana Presiden, yang di sana itu kan sulitnya tanah, bener 10 hektare gratis? Benar sudah ada?" seloroh Presiden Jokowi dan disambut tawa hadirin di Istana Negara.
Jokowi lalu berbicang dengan beberapa menteri yang menemani Presiden menyambut para tokoh Papua.
"Mudai tahun depan Istana akan dibangun di sana," kata Jokowi.
Sontak seluruh tamu undangan bersorak dan membuat riuh ruangan.
Advertisement
Segera Kunjungi Papua
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku masih mengatur waktu untuk segera berkunjung ke Papua. Kedatangan Jokowi itu untuk meresmikan Jembatan Holtekamp atau Jembatan Merah di Jayapura.
"Mungkin kalau saya akan berusaha (ke Papua) bulan ini ke sana, tapi kalau meleset di Oktober. Karena saya ingin meresmikan Jembatan Holtekamp," kata Jokowi.
Tadinya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu berencana mengunjungi Papua pada awal September ini. Namun, peresmian jembatan Holtekamp sempat terhambat lantaran masalah sengketa lahan.
Selain itu, Jokowi juga ingin melihat perkembangan pembangunganan infrastruktur di Papua. Salah satunya Jalan Trans Papua yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Karena saya ingin meresmikan Jembatan Holtekamp. Dan juga jalan Jalan Trans Papua yang sudah diselesaikan oleh Kementerian PU saya akan cek," ujarnya.
(Desti Gusrina)