Mana yang Benar, 4 atau 5 Destinasi Super Prioritas?

Destinasi super prioritas digadang-gadang bisa menjadi andalan menarik wisatawan dengan capaian sekelas Bali. Jumlahnya lima atau empat?

oleh Dinny Mutiah diperbarui 10 Sep 2019, 22:04 WIB
Pembukaan Rakornas Pariwisata III yang membahas destinasi super prioritas. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenpar/Dinny Mutiah)

 

Liputan6.com, Jakarta - Destinasi super prioritas, istilah apa lagi itu? Isu tersebut menjadi bahasan utama dalam Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata III yang berlangsung di Jakarta pada 10-11 September 2019.

Ternyata, rakornas tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo tentang pembangunan infrastruktur pariwisata secara masif dalam rapat terbatas kabinet yang berlangsung pada 15 Juli 2019. Tujuannya agar pengembangan pariwisata di daerah yang ditetapkan berkembang dalam waktu singkat.

Namun, ada perbedaan soal jumlah yang masuk dalam destinasi super prioritas. Terkadang disebut lima, lain waktu disebut enam. Jadi, mana yang benar?

Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan angka yang benar adalah lima destinasi super prioritas. Terdiri dari Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

"Tidak salah, tapi memang diputuskannya pada hari yang sama. Empat destinasi super prioritas ditetapkan pada 15 Juli pagi, sedangkan lima destinasi super prioritas ditetapkan pada 15 Juli sore," kata Menpar dalam jumpa pers di sela Rakornas Pariwisata III, Selasa (10/9/2019).

Arief melanjutkan, empat destinasi super prioritas diambil dari daftar sepuluh Bali baru, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. Keempat lokasi tersebut dinilai berpotensi mendatangkan turis dengan jumlah mendekati capaian yang diperoleh Bali.

Sementara, Likupang dinilai layak masuk dalam daftar destinasi super prioritas meski awalnya dikategorikan destinasi unggulan. Hal itu, jelas Arief, lantaran pertumbuhan wisatawan mancanegara di Sulawesi Utara naik hingga 500 persen.

"Likupang akan menjadi hub pengembangan wisata di daerah timur," katanya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Besaran Anggaran

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjadi pembicara dalam Rakornas Pariwisata III di Jakarta. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenpar/Dinny Mutiah)

Langkah pertama adalah memastikan seluruh infrastruktur siap pada akhir 2020. Pemerintah, kata Arief, menyiapkan anggaran Rp7,2 triliun untuk kelima destinasi super prioritas tersebut yang posnya tersebar di sejumlah kementerian dan lembaga.

Rinciannya, alokasi untuk Danau Toba Rp2,520 triliun, Borobudur Rp1,511 triliun, Mandalika Rp1,747 triliun, Labuan Bajo Rp991,1 miliar, dan Likupang Rp499,8 miliar. Alokasi anggaran itu berlaku untuk 2020.

"Itu jawaban untuk seluruh investor bahwa kita sudah siap," katanya.

Untuk mengelola destinasi tersebut, dibentuk badan otorita ataupun kawasan ekonomi khusus demi mempermudah pengelolaan. Kemenpar juga sudah memetakan titik kritis dalam pengembangan lima destinasi super prioritas tersebut. Sementara, kementerian terkait, seperti Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan telah menyiapkan rencana pendukung sebagai solusi atas kendala yang dihadapi.

Salah satunya rencana memindahkan pelabuhan peti kemas di Pantai Marina dan menjadikannya sebagai tempat bersandar kapal-kapal layar serta menata Pulau Rinca. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut rencana itu demi mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium.

"Kami juga akan menyediakan toilet bintang empat untuk mendukung sektor pariwisata," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya