Liputan6.com, Pekanbaru - Prajurit Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) bersenjata lengkap menangkap 19 pelaku kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau. Oknum warga terduga biang kabut asap di Bumi Lancang Kuning itu sudah diserahkan ke kepolisian setempat untuk diproses.
Terakhir, prajurit Kostrad menangkap tiga pembakar lahan di Taman Nasional Tesso Nilo. Perintah tangkap pelaku kebakaran lahan di tempat ini berdasarkan perintah dari Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto ketika berkunjung ke Pekanbaru.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Komandan Komando Resort Militer 031 Wirabima Bukit Barisan Brigjen TNI Mohammad Fadjar menyebut Kostrad sudah sebulan di Riau untuk membantu pemadaman Karhutla. Fokus operasinya masih TNTN dan rutin melakukan partoli.
"TNTN terbakar, saat ini tidak separah beberapa waktu lalu. Karena banyak flora dan fauna di sana, tempat hidup mereka juga semakin kecil," kata Fadjar di Pekanbaru, Rabu siang, 11 September 2019.
Fadjar menegaskan, Kostrad sudah diberi mandat oleh Panglima TNI untuk menangkap pembakar lahan. Selanjutnya diserahkan ke Polri karena punya wewenang penyidikan.
Terkait makin parahnya kabut asap karena kebakaran lahan masih terus terjadi di beberapa wilayah, Fadjar menyebut pasukan Kostrad bakal ditambah lagi. Tak hanya memadamkan, mereka juga dilengkapi senjata memburu pembakar lahan.
"Ada tambahan pasukan dari Batalyon Satria Sandi Yudha Kostrad, sekarang di bawah kendali atau BKO Korem, jumlahnya 55 orang. Sudah mendapat mandat boleh menangkap dan mereka bersenjata," tegas Fadjar.
Dilengkapi Heli Angkut
Pasukan tambahan ini dikerahkan di TNTN. Meski demikian, pasukan ini bisa bergerak cepat ke lokasi kebakaran lahan lainnya, termasuk menangkap pelaku karena ada fasilitas angkut.
"Dilengkapi heli angkut, kalau posisi jauh dari Pekanbaru, bisa kita tempuh dalam waktu 1 jam ke lokasi untuk menangkap para pelaku," ucapnya.
Di samping itu, Fadjar mengajak seluruh elemen masyarakat bekerjasama menanggulangi Karhutla di Riau. Menurutnya, harus ada efek tangkal yang lebih mengedepankan pencegahan, baik dari aspek hukum maupun pengetahuan.
"Kita harus saling bersinergi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat soal Karhutla ini. Ini masalah bersama di Riau, harus kompak karena sudah banyak biaya dan sumber daya yang terkuras," kata Fadjar.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement