Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak berambisi untuk bisa menjadi sebuah sustainable e-commerce. Sikap optimistis ini terpancar dari keyakinan perusahaan untuk dapat meraup target transaksi sebesar USD 5 miliar sepanjang 2019.
Co-Founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyad mengungkapkan, geliat bisnis perusahaan pada tahun ini terus menunjukan tren positif. Ini terlihat dari pendapatan laba kotor (gross profit) yang semakin meningkat selama setahun dan berkurangnya kerugian.
"Gross profit kita di tahun 2019 ini, di tengah tahun 2019 sebenarnya sudah tiga kali lipat dibanding tengah tahun lalu, year to date. Kalau misalkan dari sisi EBITDA, itu bulan Agustus kemarin ruginya sudah berkurang setengah dibandingkan dengan awal tahun," jelasnya saat berkunjung ke SCTV Tower, Rabu (11/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
"Jadi dalam waktu 8 bulan kita sudah mengurangi kerugian perusahaan, sehingga memang dalam jangka pendek kita berharap bahwa perusahaan akan segera sustainable," dia menambahkan.
Dia kemudian coba memberi gambaran terkait target perusahaan untuk menjadi sustainable e-commerce. Fajrin menyatakan, Bukalapak mau mengembangkan pasar, baik secara online ataupun offline.
"Sebenarnya kita tidak mengubah banyak dalam hal bidang industri. Kita tetap menargetkan mass market yang mana merupakan target pasar terbesar Bukalapak saat ini," ungkapnya.
Secara volume transaksi, ia melanjutkan, Bukalapak yakin itu akan mencapai USD 5 miliar sepanjang 2019 ini, sesuai dengan proyeksi awal perusahaan.
"Kita pernah shared soal target GMV (Gross Merchandise Volume), target transaksi yang kita harapkan akan mencapai USD 5 miliar selama tahun ini. Itu kita optimis mencapai target," tegas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bukalapak Angkat Suara Soal Isu PHK Karyawan
Platform e-commerce Bukalapak memberi penjelasan soal kabar PHK karyawan yang tengah beredar. Pihak Bukalapak menyebut tidak ada PHK karyawan dan menyebut jumlah karyawan mereka masih di kisaran 2.000 orang.
Bukalapak berkata sedang melakukan penataan dari segi operasional untuk mendorong sustainability perusahaan. Penataan tersebut juga meliputi upgrade system dan SOP agar Bukalapak menjadi perusahaan unicorn yang profitable.
"Bukalapak bertujuan menjadi e-commerce yang berkelanjutan agar terus tumbuh dan memberi dampak dalam tahun-tahun ke depan. Jadi kami perlu melakukan penataan internal demi mencapai strategi bisnis jangka panjang, serta membuat perubahan yang diperlukan, dan memutuskan langkah mana yang diambil," ujar Chief of Strategy Officer of Bukalapak, Teddy Oetomo, kepada Liputan6.com pada Selasa (10/9/2019).
BACA JUGA
Bukalapak menyebut perlu mengambil langkah agar bisa menjadi perusahaan unicorn yang sustainable. Perubahan-perubahan dalam perusahaan juga dipandang perlu dalam menghadapi situasi bisnis terkini.
"Sudah lazim untuk perusahaan manapun melakukan penataan diri untuk mendukung implementasi strategi bisnisnya. Demikian pula dengan Bukalapak," lanjut Teddy.
Sepanjang semester 1 2019, gross profit Bukalapak juga tercatat naik tiga kali lipat dari periode yang sama di tahun 2018. Kerugian EBITDA juga dikurangi 50 persen dalam delapan bulan terakhir.
Bukalapak berdiri pada 2010 sebagai perusahaan rintisan (startup company) dan mendapat status unicorn pada tahun lalu. Pada skala perusahaan seperti ini, Bukalapak menyebut perlu menata diri dan mulai beroperasi layaknya perusahaan yang sudah dewasa (grown up company).
"(Ini) terutama untuk menjamin visi kami untuk terus tumbuh sebagai sustainable e-commerce dalam jangka panjang," ujar pihak Bukalapak.
Advertisement