BJ Habibie, Legenda Kemajuan Batam

Jembatan Barelang adalah hal faktual kemajuan Batam karya Habibie

oleh Ajang Nurdin diperbarui 11 Sep 2019, 21:15 WIB
Senja di jembatan Barelang (Ajang Nurdin / Liputan6.com)

Liputan6.com, Batam - Nama Baharudin Jusuf Habibie (BJ Habibie) menjadi sebuah legenda bagi kemajuan Batam. Tak sia-sia Presiden Suharto menculik Habibie dari kemapanannya di Jerman saat itu. Habibie "diculik" dan diminta membangun Batam.

Habibie menggantikan peran Ibnu Sutowo yang memiliki tugas khusus mengembangkan pulau terluar. Maka Batam diproyeksikan mampu mengambil alih peran Singapura di kawasan Asia Tenggara.

"Tahun 1975 saya ditugaskan mengelola dan memajukan Batam. Saat itu penduduknya 600 kepala keluarga, namun tak ada prasarana. Masih dibawah koordinasi direktur utama industri perminyakan," kata BJ Habibie memulai ceritanya di Tower Pollux, Batam Center, Senin, 29 April 2019.

Setelah melihat dan riset pulau Batam, Habibie meminta Presiden Soeharto agar Batam tak dimonopoli satu perusahaan saja. Karena saat itu Batam masih menjadi monopoli perusahan industri energi minyak.

"Saya melihat, Batam bisa menjadi ujung tombak pembangunan ekonomi Indonesia. Sekaligus benteng pertahanan karena berbatasan dengan negara lain," katanya.

Presiden Soeharto langsung menyetujui. Habibie diberi mandat mengembangkan pulau Batam. Misinya tegas, bisa menjadi pesaing Singapura. Sekaligus menegaskan kebesaran Indonesia di mata Singapura.

Habibie langsung bergerak. Ia menyusun detail rencana pembangunan pulau Batam. Tahun 1975 itu pula, Habibie bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew di Singapura.

"Saya bicara empat mata dengan Lee Kwan Yew. Mewakili pak Harto, saya sampaikan rencana Pak Harto. Kemudian dijawab, Doktor Habibi silakan buat apa saja di Batam, pokoknya harus bisa bersaing," kata Habibie menirukan PM Lee.

Jasa Habibie ini sangat membekas di ingatan Ijal Ahmad, seorang nelayan di Batam. Menurutnya, terobosan paling terasa manfaatnya adalah pembangunan Jembatan Barelang. Ya, jembatan yang menghubungkan Pulau Batam, Pulau Nipah (Pulau ponton), Rempang Stokok, Galang, dan Galang Baru

"BJ Habibie adalah tokoh penting pembangunan Batam," kata Ijal.

Ditambahkan, sebelum ada jembatan itu, kehidupan masyarakat sulit mendapat pasokan pangan murah. Saat itu akses ke pulau Batam hanya menggunakan sampan. Setelah terbangunnya jembatan pada tahun 1998 kehidupan masyarakat meningkat. Ekonomi, pendidikan, kesehatan hingga gaya hidup semua berubah.

Simak video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya