Liputan6.com, Jakarta - Kompetisi keterampilan dan ketangkasan mengendarai kendaraan bermotor atau yang karib disebut Gymkhana cukup sering berlangsung di Indonesia. Untuk bisa mengikuti kompetisi ini, bisa naik motor saja tidak cukup. Ada banyak hal yang mesti diperhatikan.
Agus Sani Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati menyebutkan, bagi pemula yang ingin merasakan adrenalin Gymkhana harus mengenali karakter motornya terlebih dulu.
Advertisement
"Karena biasanya, motor yang dipakai Gymkhana punya akselerasi lebih, lebih tinggi dibanding motor standar. Biasanya kan knalpotnya diubah tuh, jadi settingannya ketika di gas kemungkinan bisa loncat," jelasnya di Safety Riding Training Center Wahana di Jakate, Tangerang, Banten, Rabu (9/11).
Kemudian, lanjut Agus, harus paham betul treknya. "Jangan sampai salah jalur, karena di Gymkhana kalau treknya engga kita lewatin semua atau salah rute, pasti nol nilainya,"
"Terus cara manuvernya, zig-zagnya, ketika pas belok terlalu melebar atau terlalu dekat harus diperhatikan untuk cone berikutnya kita-kira gimana apakah lebih jauh atau lebih dekat. Intinya, semakin besar lingkarannya pasti waktunya jadi lebih lama dibanding dia ambil posisi lebih deket sama cone," tambah pria berkacamata itu.
Selain memperkirakan sudut menikung, buka tutup selongsong gas juga menjadi salah satu kunci penting dalam Gymkhana.
"Paling penting buka tutup gas, ketika buka tutup gasnya bener pasti manuvernya jadi enak. Misalnya gasnya digantung nih tapi dia zig-zag, itu pasti lebih sulit ketika dia buka tutup gasnya lebih tepat," kata Agus.
Trik Lainnya
Dari segi penggunaan rem, Agus menyarankan untuk lebih banyak menggunakan rem belakang ketimbang rem depan.
"Di Gymkhana kan kebanyakan motornya miring karena dia harus zig-zag, nah ketika miring kita narik rem depan, itu resiko untuk tergelincirnya lebih besar dibanding kita pake rem belakang," ujarnya.
Lebih lanjut Agus menyampaikan, dalam hal menjaga keseimbangan, tiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Ada yang posisi kakinya terbuka, ada pula yang rapat. Menurutnya, posisi kaki rapat lebih memudahkan diri saat bermanuver.
"Kalo di-safety riding kaki biasanya rapat. Harus rapat sama tangki (kalau motor sport) dan itu lebih nyaman dibanding kita posisi kakinya terbuka," tuturnya.
Khusus penggunaan motor sport, dirinya menyarankan agar kopling tidak digunakan saat bermanuver.
"Karena akan lebih efektif untuk membantu engine brake ketika di lingkaran atau tikungan. Kalau kita tarik kopling saat di lingkaran pasti akan hilang keseimbangan karena mesinnya jadi lost. Jadi kaki cenderung ingin turun karena harus jaga keseimbangan," tutup Agus.
Advertisement