Liputan6.com, Jakarta Harga emas pada perdagangan hari Rabu (11/9) naik tipis. Kenaikan ini ditengah ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral AS.
Dikutip dari laman CNBC, Kamis (12/9/2019), harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi USD 1,496.01 per ounce. Harga emas sempat turun ke level terendah sejak 13 Agustus di USD 1,483.90 per ounce di sesi sebelumnya. Harga emas berjangka AS naik 0,3 persen lebih tinggi di level USD 1,503.20 per ounce.
Baca Juga
Advertisement
"Jika Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan pemangkasan suku bunga, itu akan meningkatkan harga logam mulia dan itulah yang memberi nada positif untuk emas," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di TIAA Bank.
“Suku bunga rendah dan perlambatan pertumbuhan global membantu penawaran emas tetap baik. Hanya untuk mendorongnya kembali ke USD 1.500, kita perlu melihat peningkatan ketegangan dan lebih banyak harapan dari tarif yang lebih rendah," tambahnya.
Imbal hasil obligasi Wall Street naik, dengan fokus investor beralih ke keputusan kebijakan moneter oleh ECB pada hari Kamis, ketika bank secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga.
Keputusan ECB kemungkinan akan diikuti oleh Federal Reserve AS dan Bank of Japan minggu depan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Suku Bunga The Fed
Sementara indikator ekonomi baru-baru ini mungkin mendorong penurunan suku bunga 25 basis poin oleh Fed A.S, "Pemotongan besar 50 bps (basis poin) tidak akan dilakukan," kata Gaffney dari TIAA Bank.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang surat berharga dan membebani dolar, membuat emas lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Investro melihat perdagangan AS-China, dengan China membebaskan barang-barang AS tertentu dari tarif pembalasan beberapa hari jelang pembicaraan Oktober dalam upaya untuk mengurangi eskalasi perselisihan yang berlarut-larut.
Spot gold masih menargetkan USD 1.453, karena telah menembus support di USD 1.497 per ounce, menurut analis teknis Reuters Wang Tao.
Advertisement