Malam Kelam Aulia Kesuma Bunuh Suami dan Anak Tirinya

Dendam yang tak lagi bisa ditahan Aulia Kesuma dan anak kandungnya Kelvin menjadi salah satu alasan pembunuhan suami serta anak tirinya, Pupung dan Dana dilakukan.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 12 Sep 2019, 16:32 WIB
Tersangka Aulia Kesuma saat rekonstruksi pembunuhan suami dan anak tirinya di Jalan Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019). Setelah sang suami tewas, para tersangka kemudian kembali merencanakan pembunhan anak tiri Aulia. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Aulia Kesuma sedang bimbang. Pikirannya pusing terlilit utang di bank. Jumlahnya miliaran. Edi Chandra Purnama sebagai suami lebih terlihat tenang.

Permintaan Aulia Kesuma agar rumah dijual sering dijawab tidak mengenakkan. Bukan solusi yang datang, justru cacian dan makian.

Bukan sekali Pupung, sapaan akrab Edi, memaki sang istri. Wanita berusia 45 tahun itu sudah kenyang mendengar cacian dari sang suami. Membuat Aulia sampai memendam dendam. Sampai satu titik dirasa kelewatan, lalu merencanakan pembunuhan.

Dendam tak bisa lagi dipendam. Pada pertengahan Juli 2019, Aulia menghubungi dua mantan asisten rumah tangganya, Karsini dan suaminya, Rodi.

Aulia Kesuma berkonsultasi. Ia meminta pasangan suami istri itu mencarikan dukun untuk mengirim guna-guna agar hati sang suami luluh.

Cara mistis tak kunjung jadi realistis. Utang makin menumpuk. Nilainya sangat drastis. Totalnya mencapai Rp 10 miliar dengan tagihan Rp 200 juta per bulan.

Rincian utang Aulia dan Pupung yakni Rp 2,5 miliar di Bank Danamon, ditambah Rp 7 miliar Bank BRI. Beban makin berat dengan tagihan kartu kredit mencapai Rp 500 juta.

"Utang yang begitu besar menghimpit saya. Bayar Rp200 juta per bulan itu cari dari mana?" pertanyaan itu menyelimuti pikiran Aulia Kesuma setiap harinya.

Uang buat modal usaha justru berubah jadi sengsara. Usaha rumah makan di Pondok Labu tak kunjung menghasilkan untung.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bawa Anak Masing-Masing

Tersangka Aulia Kesuma (kiri) saat rekonstruksi pembunuhan suami dan anak tirinya di Jalan Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019). Aulia dibantu dua eksekutor membekap korban yang sudah pulas akibat minuman bercampur obat tidur yang diberikan sebelumnya. (merdeka.com/Arie Basuki)

Keluhan utang Aulia Kesuma ditambah berat dengan kelakuan anak tirinya bernama Muhammad Adi Pradana alias Dana (23).

Dana merupakan anak kandung Pupung dari istri pertama. Status Aulia adalah istri kedua setelah suaminya resmi bercerai.

Wanita itu tidak sendiri. Aulia Kesuma turut membawa anak kandung dari suami pertamanya yaitu Geovani Kelvin (25). Usia pernikahan Aulia dan Pupung sudah sembilan tahun.

Hubungan Dana dengan Aulia kerap bersitegang. Apalagi ketika sang ibu tiri sedang hamil buah cintanya dengan Pupung. Padahal mereka di awal perkenalan begitu akrab. Sampai Dana meminta Aulia memanjakan dirinya selayaknya anak dan orangtua.

Namun, semua berubah. Hingga suatu waktu Dana mengirim pesan buat Aulia berisi ancaman ingin membunuh istri kedua ayahnya itu.

Dendam Aulia semakin menumpuk. Setelah rencana mengirim guna-guna urung terlaksana, muncul ide untuk menghabisi nyawa suaminya. Wanita itu inisiatornya.

Sempat berkonsultasi kepada Kelvin, Aulia kemudian meminta Rodi mencarikan pembunuh bayaran. Upah Rp 500 juta dijanjikan. Tiga orang pekerja serabutan asal Lampung Timur segera didatangkan.

Kriteria diminta Aulia kepada Rodi agar calon suami pembunuh suaminya harus berani, tidak mau asal-asalan. Apalagi, Pupung dikenal jago silat Cimande.

 


Rencana Pembunuhan Mulai Dimatangkan

Tersangka Aulia Kesuma saat rekonstruksi pembunuhan suami dan anak tirinya di Jalan Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019). Aulia mencampur obat tidur ke dalam minuman yang diberikan kepada para korban. (merdeka.com/Arie Basuki)

Tiga orang datang ke Jakarta, mereka adalah Agus, Sugeng, dan Alpa. Rodi juga ikut dalam rombongan. Mereka diantar Karsini pada Jumat, 23 Agustus 2019.

Mereka disewakan sebuah penginapan wilayah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tidak lama tiba, empat pria itu menemui Aulia di apartemen kawasan Kalibata.

Strategi pembunuhan dimatangkan. Awalnya mereka ingin Pupung dan Dana ditembak hingga seolah terjadi perampokan.

Uang sudah dikirim Aulia kepada Rodi untuk membeli senjata sebelum tiba di Jakarta. Di tengah pembahasan rencana urung dilakukan. Wanita itu ingin memakai cara lain.

Tiga puluh butir obat tidur ternyata sudah disiapkan Aulia. Sudah digerus, kemudian ditaburkan dalam jus tomat kesukaan keluarga setelah membelinya sekitar Kalibata. Sebagai seorang ibu, Aulia sudah paham betul karakter tiap penghuni rumah.

Dalam pembahasan mereka, rencana Aulia semakin dimatangkan. Dari Kalibata, mereka kemudian menuju ke kediaman korban di Jalan Lebak Bulus I Kavling 29 Blok B/U Nomor 15 RT 03 RW 05, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Empat pembunuh bayaran itu dibonceng Aulia menuju rumah menggunakan mobil Toyota Calya warna hitam.

Di tengah jalan, penyakit Alpa kambuh mirip seperti orang ayan. Rodi kemudian turun menemani Alpa kembali ke penginapan. Dua orang temannya tetap melanjutkan rencana untuk membantu Aulia membunuh suaminya.

 


Mulai Menjalankan Rencana Pembunuhan

Tersangka Aulia Kesuma (dua kiri) saat rekonstruksi pembunuhan suami dan anak tirinya di Jalan Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019). Aulia menghabisi nyawa Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan anaknya M. Adi Pradana alias Dana di rumah ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Aulia Kesuma tiba di rumah ketika langit sudah gelap. Turun dari mobil, menenteng dua bungkus jus tomat. Dia bergegas dari garasi menuju ruang tengah demi menyajikan satu gelas kepada suami tercinta.

Sedangkan Agus dan Sugeng disembunyikan Aulia di garasi menunggu kode sampai calon korban benar-benar terlelap. Kemudian segera Pupung dan Dana disekap dengan menggunakan kain disiram alkohol tinggi.

Pupung kebetulan sedang bersantai menonton televisi. Aulia langsung menyerahkan tanpa basa-basi. Kemudian satu bungkus lagi disimpan dalam kulkas untuk sang anak tiri, Dana.

Jus tomat berisi gerusan obat diminum Pupung. Sempat ada sedikit protes dari sang suami. Rasa minuman di genggaman agak pahit. Ucapan dibalas Aulia, "Dicampur sayuran sedikit." Jawab Aulia tidak terlalu dipedulikan. Pupung tetap menghabiskan minuman.

Keduanya sempat berbincang santai. Aulia mulai berubah manja. Merayu, mengajak Pupung menuju ranjang kamar. Sekitar pukul 21.30 WIB, efek obat tidur belum kentara.

Kemudian, wanita itu mengajak suaminya bercinta dengan harapan Pupung semakin lelah, lalu cepat tertidur. Namun rupanya perhitungan Aulia tidak sesuai, Pupung masih tersadar dan sempat melakukan senam.

Di ujung ranjang, Aulia mengintip pura-pura tertidur sembari memantau gerak-gerik Pupung. Tak lama, sang suami ke ranjang dan tertidur nyenyak.

Wanita itu bangun dan memastikan Pupung benar-benar tertidur. Ia kemudian bergegas menghampiri Agus dan Sugeng di garasi.

Usai memberi kode, keduanya menuju kamar. Atas perintah Aulia, keduanya membekap Pupung memakai kain handuk beraroma alkohol.

Dalam keadaan lemas, Pupung tidak bisa melawan. Kemampuan silat Cimande tak bisa dikeluarkan. Badannya ditekan dua orang. Para pembunuh tak sedikit pun memberi kesempatan korbannya melawan hingga nyawa Pupung akhirnya melayang.

Korban pertama kemudian disembunyikan di dalam sebuah ruangan lantai dua, sambil menunggu korban selanjutnya.

 


Dendam Buat Kelvin Habisi Dana

Tersangka Aulia Kesuma (tengah) saat rekonstruksi pembunuhan suami dan anak tirinya di Jalan Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019). Tersangka membunuh suami dan anak tirinya dibantu dua eksekutor berinisial A dan S. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kebetulan malam itu Dana belum pulang. Justru Kelvin terlebih dulu hadir usai pembunuhan. Sang ibu kemudian memintanya untuk membunuh adik tirinya.

Permintaan disetujui. Kelvin menuruti permintaan ibu kandungnya. "Kalau memang tugasku melumpuhkan Dana. Karena kan enggak ada yang bisa akrab," alasan itu menjadi pintu masuk.

Memang selama ini Kelvin merasa kesal dengan ayah tirinya. Ditambah perlakukan Dana kepada Aulia dan juga adik kandungnya Angle.

Kelvin dan Angle merupakan anak dari suami pertama Aulia. Mereka tinggal di bilangan Kalideres karena menolak hidup bersama dengan Pupung dan Dana.

Sebagai kakak, amarah Kelvin sebenarnya sudah memuncak. Apalagi mengetahui adiknya disebut pelacur oleh Dana. Semua pengalaman pahit membuat Kelvin dendam kesumat. Tanpa pikir panjang menuruti permintaan membunuh Dana.

Sabtu, 24 Agustus 2019 sekitar pukul 02.00 WIB, suara motor terdengar. Tanda Dana sudah pulang. Tanpa rasa curiga, dia membuka kulkas dan meminum jus tomat yang dibeli ibu tiri.

Sambil meminum jus, Dana masuk kamar. Tak lama Kelvin datang menghampiri. Dua anak muda itu berbincang sambil main gim.

Perlahan Dana tampak kelelahan, rasa kantuknya tak bisa ditahan. Hingga akhirnya Dana lelap tertidur. Jelang subuh, aksi pembunuhan dimulai. Kali ini Kelvin langsung menjadi eksekutor.

Kelvin, Agus dan Sugeng, mengendap-endap masuk ke kamar Dana. Dua orang Lampung Timur itu memegang erat tubuh korban.

Cara pembunuhan persis seperti diterapkan kepada Pupung. Kelvin membekap kain handuk berbau alkohol menyengat ke arah muka. Sampai akhirnya Dana tewas di tangan kakak tirinya.

 


Buat Skenario Kebakaran

Tersangka Aulia Kesuma saat rekonstruksi pembunuhan suami dan anak tirinya di Jalan Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019). Setelah minuman bercampur obat tidur diberikan kepada korban, Aulia lalu menghubungi dua eksekutor untuk membantu pembunuhan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Hari itu menjadi malam jahanam. Duet ibu dan anak dibantu dua pembunuh bayaran menyisakan cerita suram. Dua mayat ayah dan anak hanya tergeletak di lantai dua.

Para pembunuh menyempatkan beristirahat. Ketika langit mulai terang, mayat Pupung dan Dana ditarik menuju garasi. Pembunuh bayaran itu ternyata masih punya strategi. Mereka ingin menghilangkan jejak agar kepolisian sulit menemukan bukti.

Kedua korban kemudian diletakkan dekat mobil Calya dengan nomor polisi B 2983 SZH. Posisi pupung di kolong, sedangkan Dana di belakang mobil.

Para pembunuh ternyata sudah menyiapkan obat nyamuk bakar, bensin, dan pentol korek api. Mereka ingin membuat skenario dua mayat tewas seolah akibat kendaraan terbakar.

Bukan hanya di garasi, kamar Dana dan Pupung juga diletakkan semua perlengkapan pembakar tadi. Sehingga, rumah benar-benar terjadi kebakaran. Mereka kemudian berpencar.

Sekitar pukul 11.00 WIB, tugas selesai dilaksanakan. Agus dan Sugeng kemudian diantar Kelvin menuju pom bensin daerah Lebak Bulus.

Dua pembunuh bayaran itu diberi uang Rp 10 juta sebagai tanda pembayaran pertama. Sisanya, dijanjikan Aulia akan diberikan Rp 200 juta. Usai diantar Kelvin, mereka langsung pulang menuju Lampung Timur.

Misi pembunuhan selesai. Aulia kemudian kembali apartemen kawasan Kalibata, sedangkan Kelvin pulang ke Kalideres sambil menunggu kabar rumah terbakar.

Lebih kurang jelang Magrib, Aulia mendapat telepon tetangga. Mengabarkan asap hitam menyelimuti rumah mereka. Selesai diberi kabar, perasaan Aulia bahagia. Merasa lega. Mualaf itu sempat berucap, "Alhamdullilah."

Belaga panik, Aulia memesan taksi kembali menuju rumah. Sampai di lokasi, pemadam kebakaran sudah berkumpul. Sedang melakukan pemadaman. Titik api justru terlihat besar dari kamar Dana. Kondisi ini tentu membuat dirinya panik. Khawatir petugas masuk ke garasi.

Aulia mencoba menghalau agar para pemadam tidak memasuki area rumah berisi mayat Pupung dan Dana. Upaya itu berhasil, pemadaman berhasil.

 


Bakar Jenazah dalam Mobil

Suasana rekonstruksi kasus istri bunuh dan bakar suami serta anak tiri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (9/9/2019). Tersangka Aulia Kesuma dan model yang memerankan tersangka Kelvin memeragakan tiga adegan pembakaran korban di dalam mobil. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Setelah keadaan dirasa kondusif, Aulia meminta Kelvin datang mengurus mayat suami dan dan anak tirinya. Keesokan hari, Minggu, 25 Agustus 2019, Kelvin datang.

Pemuda itu tiba pukul 05.00 dengan membawa mobil. Ibu dan anak tersebut kemudian bekerja sama menggotong mayat Pupung dan Dana ke dalam mobil Calya milik ibunya. Pupung di kursi paling belakang, sedangkan Dana di bagian tengah.

Kelvin membawa mobil berisi mayat, sedangkan Aulia membuntuti dari belakang mengendarai mobil anak kandungnya tersebut.

Mereka jalan beriringan tanpa punya tujuan, hanya mengikuti jalan. Sekitar pukul 07.00 WIB, mereka tiba daerah Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat. Kemudian membelokkan kendaraan menuju Cidahu, Sukabumi.

Dalam perjalanan menuju Cidahu, Aulia sempat berhenti. Di tengah jalan itu dia punya pikiran. Kemudian membeli sebotol bensin eceran. Dia terinspirasi dari adegan dalam sinetron. Ide itu disampaikan kepada Kelvin.

Dalam perbincangan, Aulia bilang kepada Kelvin agar mobil berisi mayat Pupung dan Dana disiram bensin dan dibakar. "Setelah itu mobilnya kita dorong ke jurang," ucap dia.

Mereka tiba di lokasi dirasa cocok, tepatnya di Kampung Cipanengah Bondol, Desa Pondok Kaso tengah. Daerah itu masih masuk dalam Kecamatan Cidahu. Kelvin lantas berhenti dan melaksanakan ide sang ibu.

Sayangnya, cara itu hampir menghabisi nyawanya juga. Tanpa diduga api justru membesar dan membuat sebagian tubuh Kelvin terbakar. Mereka panik dan kemudian segera balik tanpa sempat menendang mobil isi mayat itu ke dalam jurang.

Aulia dalam keadaan panik melarikan Kelvin ke Rumah Sakit Pertamina di Kebayoran Baru. Mereka tiba sekitar pukul 18.00 WIB. Dalam perawatan, ternyata luka bakar sekitar 30 persen di tubuh anak kandungnya itu.

 


Jenazah Pupung dan Dana Ditemukan

Tersangka Aulia Kesuma saat mengikuti rekonstruksi kasus istri bunuh dan bakar suami serta anak tiri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (9/9/2019). Aulia dan model yang memerankan tersangka Kelvin memeragakan tiga adegan pembakaran korban di dalam mobil. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Kejadian mobil terbakar membuat warga Cidahu geger. Api berkobar menghanguskan seluruh bagian mobil. Polisi tak lama datang ikut bersama warga bantu memadamkan.

Si jago merah berangsur padam, namun justru membuat warga semakin panik karena mereka melihat ada dua mayat di dalam. Kejadian ini segera dilaporkan kepada Satuan Reskrim Polres Sukabumi dan direspons cepat.

Dengan bukti plat nomor kendaraan, hasil pelacakan menunjukkan satu alamat di bilangan Lebak Bulus. Dibantu dengan CCTV dari arah Bogor menuju Sukabumi. Di dalam mobil petugas juga menemukan dua ponsel diduga milik korban.

Aulia kemudian ditangkap ketika berada di wilayah Cilandak, tidak lagi bisa mengelak. Berbagai bukti membuatnya pasrah tak berdaya. Dari penangkapan itu akhirnya terungkap misteri pembunuhan.

Dalam pengakuannya, Aulia berharap rumah bisa disita. Karena diprediksi nilai asetnya mencapai Rp 14 miliar. Masih ada sisa Rp 4 miliar dari sisa utang. Nantinya uang itu bakal dipakai melunasi pembunuh bayaran.

"Saya pikirannya waktu itu gampang saja. Dengan Pak Edi (Pupung) dan Dana sudah tidak ada, rumah itu bisa disita bank. Dan sisanya juga enggak banyak. Setelah itu saya bisa hidup damai. Itu saja," ungkap Aulia mengutarakan maksud di balik pembunuhan.

Kasus Aulia sudah diserahkan ke Polda Metro Jaya. Kepolisian sedang melakukan pemberkasan para tersangka. Sidang Aulia nanti rencananya digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Sebagai otak pembunuhan, dia terancam dijerat Pasal 340 KHUP juncto Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan vonis maksimal hukuman mati.

Para pelaku lain juga sudah diamankan. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menegaskan, Kelvin ditetapkan menjadi eksekutor pembunuhan.

Statusnya sama seperti Kuswanto Agus (Agus) dan Muhamad Nur Sahid Sugeng (Sugeng).

"Semua pelaku pembunuhan," ucap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono.

 

Reporter : Tim Merdeka

Sumber : Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya