Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta industri e-commerce untuk mendukung upaya mengembangkan dan menjaga keberlangsungan sektor perikanan. Salah satu bentuk dukungan, yakni dengan tidak menjual produk yang mengancam sektor perikanan.
"Dengan digitalisasi saya harapkan, ada Tokopedia, ada Bukalapak. Jangan sampai yang dijual di Bukalapak atau Tokopedia kayak kemarin-kemarin justru setrum ikan. Yang bikin sumber ikannya hancur," kata dia, di Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Dia mengisahkan beberapa waktu lalu, dia menemukan alat setrum ikan dijual di sejumlah market place. Padahal alat itu bisa merusak ekosistem perikanan.
Baca Juga
Advertisement
"Alat setrum ikan bisa beli di Tokopedia. Ya Alhamdulillah begitu saya tweet saja langsung hilang semua dan semua minta maaf. Kalau semua bisa nyetrum ikan ya habis," ungkapnya.
Dia pun mengharapkan agar seluruh masyarakat bisa terlibat dalam upaya menjaga keberlangsungan usaha di sektor kelautan dengan tidak menggunakan peralatan penangkapan ikan yang berbahaya.
"Keluhan masyarakat banyak sekali kemarin, sungai Serayu sudah nggak ada udang nggak ada ikan lagi. Mahakam juga sudah mulai kurang. Tidak boleh lubuk disetrum, sungai disetrum. Ini manusia tuh greed-nya yang akhirnya menghancurkan sumber mata pencahariannya sendiri," tandas Susi Pudjiastuti.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cerita Susi Pudjiastuti dari Jual Bed Cover Hingga Jadi Menteri
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi pembicara dalam acara Wisuda Kelulusan Mahasiswa Universitas Sampoerna di Jakarta pada Kamis 18 Oktober 2018.
Dalam kesempatan tersebut, Susi menyampaikan berbagai kisah inspiratif kepada para lulusan, yang berkaitan erat dengan tema wisuda, yakni "Ready for the Future".
"Sebelum menjadi menteri, banyak sudah yang saya lakukan. Dari jualan bed cover, hingga menjual perhiasan saya sebagai modal menjadi pengepul ikan," ujar Susi sembari mengenang kisahnya, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu 20 Oktober 2018.
BACA JUGA
Setelah dirasa bisnisnya semakin berkembang, lanjut Susi, dirinya memberanikan diri meminjam modal dari perbankan, untuk mengembangkan usaha. Hingga pada 2004, Susi kala itu memutuskan membeli sebuah pesawat jenis Cessna Caravan seharga Rp20 miliar.
"Satu-satunya pesawat yang saya miliki itu saya gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang," tutur Susi.
"Ini dilakukan agar produk-produk perikanan yang diekspor dapat tetap dalam keadaan hidup dan masih segar," tambahnya.
Bertepatan dengan bencana alam tsunami yang terjadi di Aceh, pesawat milik Susi Pudjiastuti pun menjadi yang pertama berhasil mendarat di Aceh untuk memberikan bantuan.
"Ya dari situ, banyak orang tahu tentang Susi Air. Banyak juga media yang meliput. Hingga nama Susi Air sekarang diketahui banyak orang. Ya, itu sekilas tentang perjalanan saya di dunia bisnis, yang berpegang teguh pada apa yang diimpikan," kata Susi.
"Saya pun tidak menyangka akan menjadi menteri. Tapi dengan menjadi menteri, saya akan berusaha menjaga kedaulatan perairan Indonesia. Saya ingin pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan," tutur dia.
Advertisement