Kenangan Karyawan PT DI tentang Sosok BJ Habibie

BJ Habibie merupakan seorang perancang Pesawat N-250 Gatotkoco yang dibuat di Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 12 Sep 2019, 16:30 WIB
Pesawat N-250 merupakan pesawat rancangan terakhir Presiden Ketiga RI BJ Habibie saat memimpin PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN), kini PT Dirgantara Indonesia. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Jajaran direksi dan seluruh pegawai PT Dirgantara Indonesia mengaku kehilangan atas wafatnya Presiden ke-3 RI, BJ Habibie. Bukan hanya seorang mantan presiden, sosok BJ Habibie dikenal sebagai sosok motivator bagi industri penerbangan.

Habibie merupakan seorang perancang Pesawat N-250 Gatotkaca yang dibuat di Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia.

"Jadi, nilai-nilai yang ada di Pak Habibie itu terlalu besar nilainya sehingga beliau itu merupakan motivator buat karyawan PT DI, penyemangat, sekaligus pembesar hati," kata Manajer Komunikasi Perusahaan dan Promosi PT DI Adi Prastowo di Bandung, Kamis (12/9/2019).

Adi sendiri bekerja di IPTN ketika itu pada tahun 1996. Artinya, ia masuk perusahaan penerbangan tersebut sekitar satu tahun setelah pesawat buatan anak negeri tersebut terbang pertama kali pada 10 Agustus 1995.

"Pak Habibie masuk IPTN tahun 1976 sampai 1998. Saya sempat ketemu, saat saya masih anak bawang Pak Habibie sudah menteri dan direktur utama," ujarnya.

Karena faktor jabatan yang dipegang Habibie, bekerja di perusahaan dirgantara menjadi kebanggan bagi Adi.

"Tentu saja waktu itu bangga sekali karena bekerja di perusahaan yang direktur utamanya adalah menteri," ucapnya.

Sebagai bentuk mendoakan almarhum, ribuan karyawan yang bekerja di PT Dirgantara Indonesia melaksanakan salat gaib di Masjid Habiburrahman. Masjid tersebut juga diresmikan oleh BJ Habibie dan istri tercintanya, Ainun Habibie, pada 11 Maret 1994.

Simak video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya