Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melampiaskan rasa iri dan marah karena Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga pada fasilitas deposito. Trump membandingkan kebijakan Bank Sentral Eropa dengan bank sentral negaranya (Federal Reserve) yang enggan menurunkan suku bunga.
Presiden Trump menuding Bank Sentral Eropa berusaha melemahkan mata uang Euro terhadap dolar. Alhasil, Trump menilai ekspor AS jadi kurang kompetitif karena nilai dolar terlalu tinggi.
Baca Juga
Advertisement
"Bank Sentral Eropa, bertindak cepat, Memotong Suku Bunga 10 Basis Poin. Mereka berusaha, dan berhasil, mendepresiasi Euro terhadap Dollar yang SANGAT kuat, melukai ekspor AS ... Dan the Fed duduk. Dan duduk. Dan duduk. Mereka (Uni Eropa) dibayar agak meminjam uang, sementara kita membayar bunga!" ujar Presiden Donald Trump dikutip dari akun Twitter resminya, Kamis (12/9/2019).
Menurut Reuters, kabar pemangkasan suku bunga Bank Sentral Eropa sudah terdengar sejak Juni. Euro pun turun 3,5 persen terhadap dolar AS sejak Juni.
Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi, langsung menyanggah tuduhan Presiden Trump. Ia berkata target pemangkasan suku bunga bukanlah mata uang.
"Kami tidak menargetkan nilai tukar. Titik,", ujar Draghi seperti dikutip Financial Times.
Draghi juga merespons apabila AS mencoba melemahkan mata uangnya juga. Bila itu terjadi, Draghi mengaku akan bergantung pada konsesus dari G7.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bukan Pertama Kali
Terkait Fed, ini bukan pertama kalinya Presiden Trump menyerang bank sentral negaranya dan Gubernur Jerome Powell. Trump kerap menuduh kebijakan Fed tidak sesuai dengan kebutuhan ekonomi AS.
Akan tetapi, Fed diprediksi akan menurunkan suku bunga pada pertemuan 17-18 September mendatang. Powell juga menegaskan keputusan Fed tak terpengaruh politik.
Advertisement