Cerita Habibie Benahi Dunia Pendidikan Islam di Indonesia

Habibie pernah bergabung dalam Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia saat ia menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi semasa pemerintahan Soeharto.

oleh Fauzan diperbarui 13 Sep 2019, 14:00 WIB
BJ Habibie sebelum dimakamkan (Fauzan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Berpulangnya Presiden ke-3, Baharuddin Jusuf Habibie memberikan duka mendalam bagi rakyat Indonesia. Tidak sedikit kenangan yang ia tinggalkan termasuk dalam dunia pendidikan tanah air. 

Pria yang akrab disapa Rudi itu begitu giat membimbing anak-anak muda Indonesia untuk terus berkarya dalam dunia pendidikan termasuk pendidikan Islam. Salah satu langkah yang pernah dilakukan oleh Habibie adalah bergabung dalam Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). 

"Ketika itu saya sebagai sekretaris ICMI Orwil Jakarta. Pak Habibie punya gagasan, bagaimana ICMI berperan membenahi pendidikan Islam agar kompetitif dan maju. Sekolah yang dikelola secara modern. Namun Pak Habibie ingin sekolah itu gratis. Kami di ICMI lantas menggagas sekolah Insan Cendekia di Serpong," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Tamsil Linrung, Kamis (12/9/2019). 

Di periode awal berdirinya ICMI, sekolah tersebut berjalan seperti yang diharapkan. Secara struktural, ICMI berada langsung di bawah pembinaan BPPT yang dipimpin Habibie. Habibie ingin memastikan anggaran untuk sekolah itu tetap diprioritaskan. 

"Sedangkan kurikulum keagamaan yang diusung lahir dari rahim ICMI," jelas Tamsil. 

Perkembangan ICMI yang begitu pesat kemudian membuat pemerintah kepincut. ICMI kemudian diubah statusnya menjadi sekolah negeri agama atau Madrasah Aliyah di bawah Kementerian Agama. 

"Agar perkembangannya lebih optimal. Harapan itu terwujud. Insan Cendekia terus berkembang sampai saat ini," imbuh politisi asal Sulawesi Selatan itu. 

Padahal waktu itu, sambung Tamsil, Habibie tengah sibuk-sibuknya menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi dan baru saja mendirikan sekaligus menjabat sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Namun di sela kesibukannya yang padat, Habibie masih meluangkan waktu dan mencurahkan perhatian untuk kemajuan pendidikan.

Tamsil menilai sosok Habibie sangat pro-aktif mendorong cendekiawan-cendekiawan muda untuk tampil berkiprah dan berkontribusi bagi umat dan bangsa. Hal itu juga ia rasakan. Beberapa kali Tamsil ditunjuk untuk mewakili ICMI diberbagai forum hingga kekancah internasional.

"Pak Habibie adalah mentor saya, guru kita semua. Raganya memang telah kembali kepada Sang Pencipta, tapi jiwa, pikiran, ide, kiprah dan karya Pak Habibie akan tetap hidup. Melekat kuat dan mewarnai perjalanan bangsa ini," kenang Tamsil.

Saksikan juga video pilihan berikut ini 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya