Kementerian PUPR Gandeng TNI Pelihara Sungai di Jabodetabek

Kerjasama tersebut yakni penggalian sedimen menggunakan excavator serta pembuatan dan pemasangan papan himbauan dan larangan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Sep 2019, 12:00 WIB
Ceceran sampah dan endapan lumpur terlihat di Kali Ciliwung Banjir Kanal Barat, Jalan Galunggung, Jakarta, Selasa (30/7/2019). Endapan lumpur dan ceceran sampah membuat Kali Ciliwung Banjir Kanal Barat terlihat kotor dan kumuh. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane kembali bekerjasama dengan Kodam Jaya TNI dalam pemeliharaan rutin situ dan sungai di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek).

Kerjasama pemeliharaan sungai dan situ dilakukan terhadap 6 sungai dan 5 situ, yakni Sungai Mookervart, Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan, Sungai Bekasi, Sungai Blencong, Sungai Cikeas, serta Situ Sidomukti, Situ Rawa Lumbu, Situ Pasir Gadung, Situ Parigi, dan Situ Leungsir.

Kepala BBWS Ciliwung Cisadane Bambang Hidayah mengatakan, dari 11 situ dan sungai tersebut beberapa diantaranya telah mengalami pendangkalan akibat sendimen maupun penumpukan sampah yang dibuang secara liar oleh masyarakat. Selain itu juga terjadi pengurangan daya tampung pada alur sungai akibat penyempitan karena adanya bangunan di bantaran sungai.

"Tantangannya adalah terjadinya alih fungsi Situ menjadi perumahan atau lahan industri. Ini yang harus dicegah dan ditertibkan melalui kerjasama ini. Target kita tentunya sungai dan situ dapat bermanfaat bagi masyarakat," tutur Bambang dalam sebuah keterangan tertulis, Jumat (13/9/2019).

Adapun ruang lingkup kerjasama tersebut yakni penggalian sedimen menggunakan excavator serta pembuatan dan pemasangan papan himbauan dan larangan. Jangka waktu pelaksanaan selama 90 hari kalender, dimulai sejak 12 September hingga 10 Desember 2019.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kembalikan Fungsi Sungai

Perahu wisatawan melewati hutan mangrove di Sungai Rindu, Desa Hurip Jaya, Babelan, Bekasi, Jumat (7/6/2019). Berkeliling naik perahu melewati kawasan hutan mangrove di Sungai Rindu ini menjadi daya tarik para wisatawan lokal. (merdeka.com/Arie Basuki)

Bambang berharap, dengan dilakukannya kerjasama ini dapat mengembalikan fungsi situ dan sungai sebagai pengendali banjir, menambah kapasitas tampungan, menjadikan situ sebagai tempat rekreasi, serta menambah tingkat resapan air tanah sehingga masyarakat sekitar situ tidak kekurangan air tanah saat musim kering.

"Kita ingin Situ dikembalikan ke semula sesuai dengan fungsinya. Jadi program ini tidak hanya mengedepankan kuantitas tetapi juga kualitas," ujar dia.

Sementara Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono menyatakan, kegiatan pemeliharaan situ dan sungai akan dilakukan melalui pendekatan secara persuasif kepada masyarakat serta menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan komunitas.

"Nantinya kita tidak saja melakukan perbaikan kualitas, tetapi juga mengedukasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah ke situ dan sungai. Kita berharap bahwa situ selain untuk konservasi air, juga dilakukan penataan lahan untuk tempat rekreasi," ujar Eko.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya