Jaksa Agung: Jangan Kita Terkesan Hanya Semangat Penjarakan Orang

Jaksa Agung mengatakan dinamika masyarakat selalu berkembang, termasuk perasaan adil yang tumbuh di tengah masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Sep 2019, 06:07 WIB
Jaksa Agung Muhammad Prasetyo.

Liputan6.com, Jakarta - Jaksa Agung HM Prasetyo menilai usulan revisi Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (RUU KPK) disesuaikan dengan kebutuhan.

"Kalau undang-undang buatan manusia, saya rasa setiap saat disesuaikan dengan kebutuhan, beda dengan kitab suci itu dari Allah datangnya. Tidak ada satu pun pihak yang dapat mengubah kitab suci," kata Prasetyo di Kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (13/9/2019).

Ia mengatakan dinamika masyarakat selalu berkembang, termasuk perasaan adil yang tumbuh di tengah masyarakat, sehingga hukum pun perlu diselaraskan dengan kebutuhan.

Apalagi UU KPK sudah dilahirkan sejak 2002, tutur dia, sehingga setelah belasan tahun terdapat tuntutan baru yang perlu direspons.

Terkait upaya penguatan pencegahan korupsi KPK, Prasetyo menilai setiap institusi mempunyai strategi sendiri-sendiri.

"Kejaksaan sendiri memang sudah sejak lama lebih menekankan fungsi pencegahan meskipun tidak menafikan penindakan berjalan seiring pencegahan. Jadi tidak harus kita terkesan hanya bersemangat untuk memenjarakan orang," tutur Jaksa Agung seperti dikutip dari Antara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Korupsi Diharapkan Berkurang

Jaksa Agung HM Prasetyo tiba di rumah duka Presiden ke-3 RI BJ Habibie di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (12/9/2019). Sejumlah tokoh nasional terus berdatangan ke rumah duka atas meninggalnya BJ Habibie. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Ia mengatakan kebocoran-kebocoran keuangan negara yang saat ini ditengarai karena korupsi diharapkan terus berkurang.

Namun, Prasetyo mengakui pencegahan tidak hiruk pikuk dan populer, berbeda dengan penangkapan yang dianggap lebih hebat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya