Foto Baru Kecantikan Saturnus, Cincin Planet Bersinar Sangat Terang

Teleskop Angkasa Luar Hubble menangkap gambar cincin Saturnus yang bersinar sangat terang.

oleh Afra Augesti diperbarui 13 Sep 2019, 20:40 WIB
Saturnus. (NASA/ESA, A. Simon/GSFC/M.H. Wong/University of California, Berkeley/OPAL Team)

Liputan6.com, California - Teleskop Angkasa Luar Hubble mengambil gambar baru Saturnus yang menunjukkan sisi lain keindahan planet ini. Foto yang dihasilkan begitu tajam, sehingga terlihat amat nyata.

Potret dari cincin Saturnus diabadikan ketika planet terbesar kedua di Tata Surya ini sedang berada di jarak paling dekat dengan Bumi, yaitu sekitar 1,36 miliar km (845 juta mil) pada 20 Juni 2019.

Gambar tersebut ditangkap menggunakan kamera Wide Field Camera 3 Hubble (WFC3). Foto teranyar ini merupakan bagian dari program yang disebut Outer Planet Atmospheres Legacy (OPAL).

Tujuan OPAL adalah untuk mengakumulasi citra garis dasar planet-planet gas raksasa di Tata Surya, untuk membantu ilmuwan memahami atmosfer planet-planet tersebut dari waktu ke waktu.

Berkat program OPAL, ilmuwan dapat mengetahui bahwa badai heksagonal besar di wilayah kutub utara Saturnus telah hilang. Meski demikian, ada badai kecil yang sering datang dan pergi. Ada juga perubahan halus dalam simpul badai planet ini, yang sebagian besar terdiri atas es amonia.

Di satu sisi, pesawat angkasa luar Cassini melihat badai heksagonal di kutub utara Saturnus masih ada. Faktanya, wahana lain, Voyager 1, adalah yang pertama kali menemukan fitur badai itu pada tahun 1981.

NASA juga merilis video yang memperlihatkan Bulan Saturnus atau setidaknya beberapa dari 60 Bulan Saturnus, saat mereka mengorbit di sekitar planet gas raksasa ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bersembunyi di Balik Bulan, Saturnus Bisa Disaksikan dari Bumi

Saturnus (NASA)

Fenomena astronomis terjadi di langit Indonesia, Minggu, 8 September 2019. Planet Saturnus akan bersembunyi di balik Bulan.

Fenomena astronomis itu disebut Okultasi Saturnus. Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), okultasi terjadi ketika sebuah benda langit tampak dilintasi benda langit lainnya berdasarkan sudut pandang pengamat.

"Okultasi terjadi ketika objek berukuran relatif lebih besar menutupi atau melintas di depan objek yang berukuran lebih kecil jika diamati dari bumi," tulis Lapan di akun twitternya, @LAPAN_RI.

Fenomena ini dapat diamati di wilayah Pulau Jawa, Papua, Kalimantan Selatan, dan sekitarnya. Saturnus cukup terang untuk diamati langsung secara bersamaan dengan Bulan, sehingga peristiwa ketika Saturnus menghilang di balik permukaan Bulan akan dapat diamati tanpa instrumen tambahan atau hanya dengan mata telanjang.

"Hal yang perlu dilakukan sebelum mengamati peristiwa okultasi Bulan terhadap Saturnus ini adalah mencari posisi kedua objek tersebut di langit. Kedua benda langit ini cukup mudah dikenali sehingga tidak akan sulit untuk mencari posisi keduanya," ungkap Lapan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya