Jelang Bonus Demografi, Saatnya Pemerintah Cari Cara Kurangi Angka Pengangguran

Hubungannya pengangguran dan bonus demografi

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 14 Sep 2019, 07:00 WIB
Hadi Prabowo, Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri menyinggung soal pengangguran saat Indonesia bakal mencapai bonus demografi (Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Pangkalpinang - Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Hadi Prabowo, mengatakan, dengan adanya prediksi bonus demografi secara otomatis pemerintah harus menjadikannya peluang mencari cara mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

"Otomatis pemerintah harus juga menciptakan kesempatan kerja seluas-luasnya, meningkatkan kualitas tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, dan peningkatan investasi, serta peningkatan sistem informal," kata Hadi.

Tidak lupa pula meningkatkan penguatan keluarga guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mempunyai daya saing yang tinggi.

"Jadi, ada sinkronisasi dan sinergitas di dalam pembangunan per sektor," katanya melanjutkan.

Dalam Sarahsehan Nasional Pembangunan Berwawasan Kependudukan di The Gale-Gale Ballroom, Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat, 13 September 2019, Hadi menyinggung perihal angka kemiskinan dan pengangguran yang mengalami penurunan.

"Kalau kita lihat di dalam empat periode di pemerintah yang lalu, kemiskinan di 2018 telah turun dibanding 2017," kata Hadi.

"Pada 2017, angka kemiskinan masih ada di angka 10,12 persen. Di 2018, telah turun satu digit menjadi 9,16 persen," Hadi melanjutkan.

 


Pertumbuhan Sisi Ekonomi

Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Hadi Prabowo menggantikan Mendagri Tjahjo Kumolo menghadiri Sarahsehan Nasional Pembangunan Berwawasan Kependudukan di The Gale-Gale Ballroom, Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat, 13 September 2019 (Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Demikian pula dari sisi pertumbuhan ekonomi. Menurut dia, ini juga menunjukkan kestabilan, baik di dalam konsumsi rumah tangga, maupun konsumsi pemerintah, dan juga peningkatan investasi sehingga pada 2017 mencapai angka 5,07 persen, sementara di 2018 mencapai 5,17 persen.

Begitu pun pola angka pengangguran. Bila pada 2017 masih di angka 5,70 persen, di 2018 turun di kisaran 5,34 persen atau menurut Hadi setara dengan 25,67 juta masih kekurangan tenaga kerja atau lapangan kerja.

"Dari bulan Februari di 2018, pengangguran ada kurang lebih 5,13 persen. Dan Februari 2019 menjadi 5,01," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya