Glaukoma Jadi Penyebab Thareq Kemal Habibie Menggunakan Penutup Mata

Thareq Kemal Habibie mendadak jadi sorotan publik karena penampilannya. Ia memakai penutup mata saat memberikan pernyataan resmi usai sang ayah, Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie, meninggal dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Sep 2019, 05:48 WIB
Putra bungsu Presiden ketiga RI BJ Habibie yang bernama Thareq Kemal Habibie.

Liputan6.com, Jakarta Thareq Kemal Habibie mendadak jadi sorotan publik karena penampilannya. Ia memakai penutup mata saat memberikan pernyataan resmi usai sang ayah, Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie, meninggal dunia.

Beragam kabar pun berembus, termasuk pesan berantai yang menyebutkan BJ Habibie mendonorkan kornea mata untuk putra bungsunya itu. Namun kabar tersebut langsung dibantah putra pertama BJ Habibie, Ilham Habibie. Dia menegaskan, informasi itu hoaks.

"Penyakitnya retina, kalau kornea bukan penyakitnya Thareq, kalau kita pakai bahasa kekinian itu adalah hoaks, tidak mungkin (menyembuhkan kerusakan retina mata dengan cara donor), mungkin dengan cara yang lain, dan itu belum ditemukan," kata Ilham Habibie di Jakarta, Jumat (13/9/2019).

Seperti dilansir Antara, penyakit yang diderita Thareq Kemal Habibie bernama glaukoma, yakni penyakit yang merusak bagian retina mata. Menurut Ilham, belum ada teknologi yang mampu memulihkan mata adiknya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Belum Bisa Disembuhkan

Menurut Ilham, apa yang dialami adiknya belum bisa disembuhkan secara medis. "Itu tidak bisa digantikan, dengan teknologi hari ini tidak bisa, sekali rusak selalu rusak, belum ada metode pengobatannya."

Ilham menambahkan, penyakit yang diderita Thareq Kemal Habibie berbeda dengan kerusakan mata di bagian kornea. Kerusakan mata pada kornea masih mungkin disembuhkan dengan metode pengobatan saat ini.

Sementara Thareq menderita glaukoma akibat penyakit gula yang sudah ditanggung selama bertahun-tahun.

"Biarpun ya ceritanya indah didengar tapi secara teknis itu tidak bisa dan tidak pernah terjadi kalau kita pakai bahasa, mungkin tidak bisa ditolong," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya