Bom Peninggalan Perang Dunia II Itu Menyerah...

Tak seperti biasa, ledakan Sabtu 14 September 2019 pagi di Mako Brimob Semarang itu terdengar lebih mengagetkan.

oleh Muhammad AliRita AyuningtyasYopi Makdori diperbarui 15 Sep 2019, 00:01 WIB
Gudang amunisi di Mako Brimob Srondol, Semarang meledak. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Dar! Dar! Dar! Sejumlah ledakan mengagetkan masyarakat yang berada di sekitar Mako Brimob Semarang. Tak seperti biasa, ledakan Sabtu 14 September 2019 pagi terdengar lebih mengagetkan.

Warga di sana memang terbiasa mendengar suara tembakan dan ledakan. Namun, tidak seperti ledakan pagi itu. Sejumlah kaca, genteng dan plafon, warga rusak terkena dampaknya. Data polisi hingga pukul 11.00 WIB, ada 11 rumah yang rusak.

Saat keluar rumah, warga melihat api dan asap dari arah Mako Brimob Polda Jateng. Dari video amatir yang viral, warga bergidik ngeri dan berteriak ketika melihat ledakan.

Polisi kemudian mengevakuasi warga yang paling dekat dengan lokasi ledakan itu. Dugaan awal, gudang senjata Mako Brimob Polda Jateng lah yang meledak.

Namun, ternyata bukan.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Ricyko A Dahniel mengonfirmasi, gudang yang meledak merupakan tempat penyimpanan amunisi tua peninggalan perang dunia II temuan masyarakat.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo juga memastikan ledakan di gudang amunisi Mako Brimob Semarang dipicu amunisi pascaperang dunia kedua. 

Dia menuturkan, ada sejumlah jenis amunisi di gudang tersebut. Antara lain ada 6 mortir besar yang ukurannya sekitar 120 cm dengan diameter 60 cm. Ada 3 mortir sedang ukuran panjang 75 cm diameter 80 cm, kemudian 8 buah mortir kecil ukuran 30 cm diameter 35 cm, dan 1 buah bom ranjau ukuran panjang 55 cm dan diameter 80 cm.

Bom tua ini ada diduga terpicu oleh panasnya cuaca sehingga meledak.

"Bom-bom yang cukup tua kemudian memiliki tingkat sensitivitas cukup tinggi. Bisa dipicu oleh udara yang panas," kata Dedi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (14/9/2019).

Menurut dia, untuk pastinya, penyelidikan ledakan di Mako Brimob akan dilakukan secara sienctific oleh tim Jibom dan Inafis.

 

Dedi mengatakan, Polri langsung melakukan olah TKP dengan menerjunkan tim penjinak bom atau Jibom. Tim Jibom dari Mabes Polri Jakarta juga diperbantukan untuk olah TKP tersebut.

"Kami terbangkan langsung untuk olah TKP. Olah TKP akan menyisir secara komprehensif," jelas Dedi.

Disposal

Dua jam setelah ledakan, api padam. Namun, masih ada bom dan bahan peledak yang tersisa di gudang amunisi Mako Brimob Srondol, Semarang. Tim Gegana Polda Jawa Tengah memutuskan untuk mendisposal seluruh amunisi yang tersisa.

"Sekarang ini kami tengah mendisposal peledak yang tersisa," ujar Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel ketika dihubungi, Jakarta, Sabtu (14/9/2019).

Menurut dia, ada bom besar sisa perang dunia yang disimpan di gudang amunisi tersebut. Untuk mendisposal bom ini, Polda Jateng berkoordinasi dengan Mabes Polri. Sebab, Polda Jateng tidak memiliki alat yang memadahi.

"Bom-bom besar, sisa-sisa perang dunia, proses disposalnya pakai alat khusus," kata Rycko.

Dia mengatakan ledakan di gudang amunisi Mako Brimob Semarang terjadi setidaknya tiga kali, pukul 07.00 WIB tadi. Polisi kemudian bergerak cepat untuk mengevakuasi warga. 

"Ada ledakan besar sekali, lalu ledakan-ledakan kecil. Sekitar pukul 08.00 WIB, sudah tidak ada lagi ledakan yang terdengar," tutur Rycko.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Satu Orang Luka

Rumah Kunsari bersebelahan langsung dengan lokasi gudang amunisi Mako Brimob Srondol yang terbakar dan meledak pagi ini. (Liputan6.com/ Edhi Prayitno)

Seorang anggota Brigadir Mobil (Brimob) Polda Jawa Tengah terluka di bagian kepala dan tangan akibat ledakan di Mako Brimob Semarang.

"Anggota kami satu orang terluka di kepala, diduga terkeca pecahan kaca akibat ledakan, sudah dilarikan ke RS Banyumanik,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetya saat jumpa pers, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2019).

Kapolda Jateng Irjen Rycko A Dahniel mengatakan korban sudah diobati di RS Banyumanik karena terkena serpihan kaca. Polisi itupun sudah diperbolehkan pulang.

Namun, Polri bisa bernapas lega karena tak ada korban jiwa maupun luka dari masyarakat. Hanya saja, warga mengalami kerugian karena rumahnya rusak.

"Sejauh ini tidak ada korban dari warga, beberapa kaca rumah warga pecah dan akan dilakukan perbaikan hari ini juga oleh Polda Jateng," ujar Rycko kepada Liputan6.com.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya