Gapki Ajak Generasi Muda Surabaya Mengenal Industri Kelapa Sawit

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS) berkolaborasi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengajak generasi milenial Surabaya mengenal kelapa sawit.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 14 Sep 2019, 16:00 WIB
Kegiatan edukasi dan kampanye positif tentang kelapa sawit dikemas dalam acara bertajuk Amazing Race Sawit Hunt 2019 di Surabaya, Sabtu (14/9/2019) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS) berkolaborasi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengajak generasi milenial Surabaya mengenal kelapa sawit.

Hal ini karena masih banyak informasi keliru tentang kelapa sawit yang beredar di masyarakat. Kegiatan edukasi sekaligus kampanye positif tentang kalapa sawit ini dikemas dalam sebuah acara yang bertajuk Amazing Race Sawit Hunt 2019, di Monumen Kapal Selam, Surabaya, Sabtu (14/9/2019). 

"Saya berharap kegiatan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Semoga para peserta kegiatan ini bisa mendapat pemahaman yang baik tentang kelapa sawit," tutur Kepala Divisi BPDPKS, Achmad Maulizal Sutawijaya. 

Sementara itu, Ketua Bidang Komunikasi GAPKI Tofan Mahdi menilai, industri kelapa sawit juga memberikan manfaat.

"Yang perlu terus digaungkan kepada semua lapisan masyarakat adalah sawit telah memberikan manfaat bagi kita semua. Tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga untuk dunia," kata Tofan. 

Generasi milenial dan generasi Z, lanjut Tofan, harus mendapatkan asupan informasi yang benar tentang kelapa sawit dan produk-produk turunannya. Para generasi muda harus tahu sejarahnya, perkembangan saat ini dan masa depannya. 

"Diharapkan ada awareness di kalangan anak milenial, kalangan generasi muda, bahwa sawit itu penting bagi ekonomi Indonesia dimasa depan," ujar dia.

Karena kalau generasi muda tidak peduli terhadap sektor sawit, kata Tofan, sementara lawan-lawan Indonesia adalah negara-negara maju Eropa dan Amerika akan bersiap dengan berbagai isu.

"Dan mereka mendukung itu, anak muda mendukung berbagai kampanye negatif dari LSM asing itu. Ya cepat atau lambat industri sawit akan mati, itu yang kita enggak mau," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gelar Talkshow

Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

GAPKI pun menggelar talkshow yang bertajuk "Surabaya Amazing Race Sawit Hunt 2019" yang menghadirkan para pembicara dari asosiasi dan perusahaan yang menggunakan sawit.

Diharapkan, kegiatan ini akan menjadi jembatan informasi yang tepat bagi generasi milenial, mahasiswa, pengusaha pemula dan lain-lain untuk mengenal lebih dalam soal sawit dan produk-produk turunannya serta peluang-peluang yang bisa diciptakan dari kelapa sawit. 

Dalam kesempatan ini dipaparkan, produk turunan sawit dapat berupa makanan, kosmetik, dan energi terbarukan. Sebagai contoh untuk makanan berupa minyak goreng,  margarin, mentega, mie instan dan lain sebagainya.  

Untuk produk kecantikan dan kosmetik berupa lipstik, sampo,  sabun dan lain sebagainya. Adapun energi terbarukan yang dihasilkan dari sawit berupa biodiesel. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang keempat, setelah sebelumnya juga diselenggarakan di Jakarta, Bogor dan Yogyakarta.

Indonesia tercatat sebagai negara penghasil sawit terbesar di dunia. Budidaya kelapa sawit mulai dilakukan sejak 1878 di Nusantara. Sampai sekarang kelapa sawit terus mengalami perkembangan dengan berbagai produk turunannya.

Berbagai macam dampak positif yang dilahirkan dengan adanya sawit dan produk-produk olahannya. Mulai dari sumbangan kepada ekonomi Indonesia, yakni kontribusi kepada devisa sekitar USD 20,54 miliar pada 2018. 

Ada pula dampak penyerapan tenaga kerja yang besar dari sektor ini. Paling tidak ada sekitar 50 juta jiwa yang hidup dari sawit. Dampak positif lainnya seperti infrastruktur, pendidikan dan lain sebagainya. 

Dalam perkembangan zaman terkini, semua pemangku kepentingan di perkelapasawitan memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi yang benar tentang sawit. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya