Kabut Asap, Lebih dari Sejuta Masker Didistribusikan

Masker didistribusikan untuk mencegah semakin banyaknya pasien penyakit akibat kabut asap di Riau dan sekitarnya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Sep 2019, 12:00 WIB
Kabut asap pekat hasil kebakaran lahan yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mendistribusikan lebih dari satu juta masker untuk mencegah masalah kesehatan terkait kabut asap di Riau.

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan Sehat Negeriku, ada 1.269.320 masker dari Kemenkes. Selain itu, 644.450 masker juga didistribusikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan 20 ribu Dinkes Provinsi Sumatera Selatan.

Sementara, 544 ribu masker, 10.450 masker jenis N95, seribu vial ventolin nebu (obat untuk penyakit saluran pernapasan), 500 ribu amoxilin, dan tiga tabung oksigen didistribusikan di Kalimantan Tengah.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir telah meminta masyarakat untuk menggunakan masker demi mencegah dampak kesehatan dari kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan kabut asap.

“Jika harus keluar ruangan harus pakai masker. Dan untuk menghindari iritasi mata, gunakan kacamata. Cegah iritasi kulit pakai baju lengan panjang,” kata Mimi.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini


Warga Terkena ISPA

Pengendara motor menembus kabut asap pekat yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (10/9/2019). Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut menurunkan jarak pandang dan kualitas udara turun ke status tidak sehat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Berdasarkan data yang dirilis Kemenkes pada Sabtu, 14 September 2019, per 13 September 2019, kabut asap membuat 9.512 warga terkena ISPA di Pekanbaru dan 64.146 orang terkena ISPA di Kota Jambi.

Sementara penderita ISPA di Palembang mencapai 106.550 orang dan di Palangkaraya pasien mencapai 23.324 orang.

Widyawati, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes menyatakan bahwa mereka telah melakukan mobilisasi sumber daya manusia dari kementerian untuk mendampingi Dinkes di provinsi-provinsi terdampak.

“BBTKL (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan) telah melakukan pengurukan kualitas udara di wilayah terdampak Karhutla. Selain itu promosi kesehatan terus dilakukan melalui website dan media sosial, dan monilisasi medis kegawatdaruratan,” kata Widyawati pada Sabtu kemarin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya