Liputan6.com, Jakarta - Ledakan yang bersumber dari gudang amunisi Mako Brimob, Srondol, Semarang, Jawa Tengah, tak lagi terdengar pada pukul 08.00 WIB, Sabtu, 14 September kemarin. Sekitar tujuh mobil damkar diturunkan untuk membantu upaya pemadaman.
Upaya sterilisasi pun segera dilakukan Polda Jawa Tengah dengan menurunkan 11 tim gegana, pada pukul 11.00 WIB untuk melakukan olah TKP.
Advertisement
"Kami terbangkan langsung untuk olah TKP. Olah TKP akan menyisir secara komprehensif," kata karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetya saat jumpa pers, di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Ledakan di gudang amunisi Mako Brimob Semarang terjadi Sabtu pagi, pukul 07.00 WIB, sempat bikin panik warga. Dari video amatir yang viral, mereka berteriak sambil lari berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Ledakan yang cukup kencang bahkan terdengar hingga radius 5 kilometer. Tercatat ada sekitar puluhan rumah warga yang rusak akibat terkena ledakan.
"Dari pendataan ada 44 rumah rusak akibat kaca pecah, plafon serta genting rusak," kata Kepala Polda Jawa Tengah Rycko Amelza Dahniel, di Markas Brimob Polda Jawa Tengah, seperti dikutip dari Antara.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, seorang anggota Brimob dilaporkan terluka dan langsung dilarikan ke RS Banyumanik.
Lantas, apa penyebab ledakan di Mako Brimob Semarang bisa terjadi? Berikut sejumlah temuan polisi yang dihimpun Liputan6.com:
Dipicu Amunisi Pascaperang Dunia Kedua
Ledakan di gudang amunisi Mako Brimob Semarang dipicu amunisi pascaperang dunia kedua. Hal ini diungkap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo dalam konfrensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (14/9/2019).
"Bom-bom yang cukup tua kemudian memiliki tingkat sensitivitas cukup tinggi," kata Dedi, Sabtu 14 September 2019.
Dia menuturkan, ada sejumlah jenis amunisi di gudang tersebut. Antara lain ada 6 mortir besar yang ukurannya sekitar 120 cm dengan diameter 60 cm. Ada 3 mortir sedang ukuran panjang 75 cm diameter 80 cm, kemudian 8 buah mortir kecil ukuran 30 cm diameter 35 cm, dan 1 buah bom ranjau ukuran panjang 55 cm dan diameter 80 cm.
Advertisement
Cuaca Panas
Bom tua peninggalan pascaperang dunia kedua ini diduga terpicu oleh panasnya cuaca sehingga meledak.
"Bom-bom yang cukup tua kemudian memiliki tingkat sensitivitas cukup tinggi. Bisa dipicu oleh udara yang panas," kata Dedi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (14/9/2019).
Menurut dia, untuk memastikan penyebab terjadinya ledakan, akan dilakukan secara sienctific oleh tim Jibom dan Inafis.
Dedi mengatakan, Polri langsung melakukan olah TKP dengan menerjunkan tim penjinak bom atau Jibom. Tim Jibom dari Mabes Polri Jakarta juga diperbantukan untuk olah TKP tersebut.
"Kami terbangkan langsung untuk olah TKP. Olah TKP akan menyisir secara komprehensif," jelasnya.
Sumber Ledakan
Muncul dugaan awal yang meledak adalah gudang senjata Mako Brimob Polda Jateng. Namun, ternyata bukan.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Ricyko A Dahniel mengonfirmasi, gudang yang meledak merupakan tempat penyimpanan amunisi tua peninggalan perang dunia II temuan masyarakat.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo juga memastikan ledakan di gudang amunisi Mako Brimob Semarang dipicu amunisi pascaperang dunia kedua.
Advertisement
44 Rumah Warga Rusak Akibat Ledakan
Masih ada bom dan bahan peledak yang tersisa di penyimpanan amunisi tua peninggalan perang dunia II temuan masyarakat itu.
Tim Gegana Polda Jawa Tengah memutuskan untuk mendisposal seluruh amunisi yang tersisa.
"Sekarang ini kami tengah mendisposal peledak yang tersisa," ujar Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel ketika dihubungi, Sabtu kemarin.
Sementara itu, imbas dari ledakan ada sekitar 44 rumah warga di sekitar markas Brimob Polda Jateng yang mengalami kerusakan.
"Dari pendataan ada 44 rumah rusak akibat kaca pecah, plafon serta genting rusak," kata Kepala Polda Jawa Tengah Rycko Amelza Dahniel, di Markas Brimob Polda Jawa Tengah, seperti dikutip dari Antara.
Upaya perbaikan terhadap rumah warga yang rusak tersebut menjadi tanggung jawab Polda Jawa Tengah.
Menurut dia, masyarakat di sekitar markas Brimob tetap diizinkan tinggal di rumahnya masing-masing meski masih ada potensi ledakan dari bahan peledak sisa perang yang meledak pada Sabtu pagi kemarin.
(Jagat Alfat Nusantara)