Liputan6.com, Jakarta - Tata Surya kedatangan tamu. Sebuah komet yang diduga berasal dari luar Tata Surya terdeteksi para astronom sedang meluncur ke arah orbit Mars.
Komet ini merupakan objek antarbintang kedua yang pernah dideteksi. Objek pertama merupakan batu berbentuk cerutu bernama Oumuamua, yang terlihat melesat menjauh dari Matahari pada musim gugur 2017 dan sempat diduga para astronom sebagai artefak alien.
Advertisement
Komet kedua ini awalnya diberi label gb00234, dan sekarang bernama C/2019 Q4 (Borisov). Para astronom menyatakan, komet 'tamu' ini masih dalam perjalanan menuju jantung Tata Surya.
Objek ini pertama kali terdeteksi oleh Gennady Borisov, seorang astronom Krimea dan pemburu komet veteran di Crimean Astrophysical Observatory --juga dikenal sebagai Crimea-Nauchnij-- dekat kota Bakhchysarai. Pada 30 Agustus, Borisov melihat gumpalan cahaya kabur, berdiameter sekitar 6 mil, bergerak di depan bintang-bintang di rasi bintang Cancer.
Pada saat itu, seperti dikutip dari The New York Post, Minggu (15/9/2019), C/2019 Q4 berada pada 300 juta mil dari matahari dan tampak bergerak terlalu cepat --sekitar 20 mil per detik-- untuk gravitasi matahari agar tetap terikat di orbit. Namun, karena kekaburan intrinsik dari objek, yang pada pemeriksaan lebih dekat tampaknya diselimuti awan gas komet, membuat pengukuran akurat posisi dan kecepatannya menjadi sulit.
Pada Rabu 11 September malam, Pusat Planet Planet Kecil Astronomi Internasional di Cambridge, yang melacak dan mengesahkan benda-benda kecil di tata surya, menerbitkan apa yang disebutnya orbit awal yang menunjukkan bahwa benda itu memang objek antarbintang.
"Orbitnya terlihat sangat hiperbolik," kata Mathew Holman, seorang astronom Harvard yang merupakan direktur pusat tersebut. "Hiperbolik" adalah istilah teknis untuk jalur orbit yang tidak menutup sendiri.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Komet Natal
"Ini akan menjadi komet Natal," kata Michele Bannister, seorang astronom dan pakar badan kecil di Queen's University Belfast.
Alasannya, menurut prediksi terbaru, komet itu harus melewati 170 juta mil dari Bumi sekitar 30 Desember. Tetapi para ahli masih tidak setuju dengan prediksi komet itu akan lewat paling dekat ke matahari pada sekitar 7 Desember menurut Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, atau pada 10 Desember menurut Pusat Planet Kecil.
"Ini adalah objek antarbintang pertama yang benar-benar terlihat bertindak seperti komet," kata Bannister. "Itu mungkin berperilaku sama dengan komet dari matahari kita sendiri, atau mungkin tidak."
Saat ini, komet hanya dapat diamati selama sekitar 20 menit saat senja, seperti yang terlihat di langit yang relatif dekat dengan matahari.
Advertisement