Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah di awal pekan. Dari sisi teknikal, pola downward (penurunan) mengindikasikan pelemahan indeks.
Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menjelaskan, adanya potensi koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support.
"IHSG akan ditransaksikan ke zona merah di rentang support 6.311 dan resistance 6.404," papar Muhammad Nafan Aji di Jakarta, Senin (16/9/2019).
Setali tiga uang, Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan, indeks menunjukan potensi pelemahan dalam jangka pendeks.
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, investor akan mencermati data perekonomian khususnya dari dalam negeri akan rilis data neraca perdagangan bulan Agustus oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Secara teknikal pergerakan IHSG bergerak disekitar area overbought dan membentuk deadcross pada indikator stochastic," ujarnya.
"Sebab itu, kami memprediksi IHSG akan tertekan di level support 6.286-6.311 dan resistance di level 6.368-6.400," lanjut dia.
Dalam tren bearish di pasar saham, Christoper menyarankan investor agar mengoleksi saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sementara itu, Nafan Gustama merekomendasikan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), serta saham PT Elnusa Tbk (ELSA).
Pekan Kedua September, IHSG Menguat Tipis
Data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan kedua bulan September ini ditutup positif.
Hal tersebut ditunjukkan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami peningkatan sebesar 0,41 persen pada posisi 6.334,843 dari 6.308,950 pada penutupan perdagangan pekan sebelumnya.
Senada dengan IHSG, nilai kapitalisasi pasar selama sepekan juga mengalami peningkatan sebesar 0,42 persen menjadi Rp7.269,245 triliun dari Rp7.238,803 pada penutupan perdagangan minggu lalu.
BACA JUGA
Untuk data rata-rata perdagangan harian BEI, ketiganya juga ditutup meningkat pada pekan ini. Peningkatan paling tinggi terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 12,97 persen menjadi 602,460 ribu kali transaksi dari 533,291 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Kemudian diikuti oleh rata-rata volume transaksi harian yang mencatatkan peningkatan sebesar 1,39 persen menjadi 14,554 miliar unit saham dari 14,354 miliar unit saham pada pekan sebelumnya.
"Dan untuk rata-rata nilai transaksi juga mengalami peningkatan sebesar 0,84 persen menjadi Rp8.088 triliun dari Rp8,020 triliun pada penutupan pekan lalu," tutur Sekretaris Perusahaan PT BEI Yulianto Aji Sadono, Sabtu (14/9/2019).
Adapun sepanjang tahun 2019, investor asing masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp56,806 triliun dan investor asing pada hari ini mencatatkan jual bersih sebesar Rp135,13 miliar.
Advertisement