Peneliti Sofie Mursidawati mengecek jenis kelamin bunga Rafflesia Patma yang mekar di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/9/2019). Bunga langka tersebut mekar untuk ke-14 kalinya sejak tahun 2010 silam. (merdeka.com/Arie Basuki)
Peneliti Sofie Mursidawati mengecek jenis kelamin bunga Rafflesia Patma yang mekar di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/9/2019). Parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai itu bisa mekar sampai 2-3 hari. (merdeka.com/Arie Basuki)
Peneliti Sofie Mursidawati mengecek jenis kelamin bunga Rafflesia Patma yang mekar di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/9/2019). Jika cuaca sedang lembab, setiap bunga bisa mekar sempurna lebih dari tiga hari. (merdeka.com/Arie Basuki)
Penampakan bunga Rafflesia Patma yang mekar di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/9/2019). Kondisi Rafflesia Patma tersebut tidak tumbuh sempurna disebabkan faktor cuaca. (merdeka.com/Arie Basuki)
Peneliti Sofie Mursidawati mengecek jenis kelamin bunga Rafflesia Patma yang mekar di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/9/2019). Suhu udara di Kota Bogor mencapai 32,5 derajat celcius pada saat bunga langka tersebut sedang proses mekar. (merdeka.com/Arie Basuki)
Peneliti Sofie Mursidawati mengecek jenis kelamin bunga Rafflesia Patma yang mekar di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/9/2019). Rafflesia Patma ini merupakan tumbuhan endemik asal Pangandaran yang bersifat parasit. (merdeka.com/Arie Basuki)
Peneliti Sofie Mursidawati mengecek jenis kelamin bunga Rafflesia Patma yang mekar di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/9/2019). Tumbuhan parasit yang merupakan bunga terbesar di dunia ini berstatus terancam punah. (merdeka.com/Arie Basuki)
Penampakan bunga Rafflesia Patma yang mekar di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/9/2019). Flora ini tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. (merdeka.com/Arie Basuki)