Seniman Ini Raup Untung dari Kerajinan Unik Limbah Kayu

Dari limbah kayu yang banyak didapat di sekitar rumah seniman ini, dapat dihasilkan lukisan ukir unik yang bernilai tinggi. Karya seni tersebut bahkan bisa bernilai

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2019, 00:00 WIB
Perajin membuat kacamata berbahan baku kayu di Gang Madrasah, Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (21/1). Dalam sehari, pengrajin mampu menyelesaikan dua buah kacamata yang dijual antara Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu per buah. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Seniman asal Pasuruan ini memanfaatkan limbah kayu untuk menghasilkan karya seni yang menginspirasi.

Dari limbah kayu yang banyak didapat di sekitar rumah seniman ini, dapat dihasilkan lukisan ukir unik yang bernilai tinggi. Karya seni tersebut bahkan bisa bernilai jutaan rupiah.

Berbagai lukisan wajah para tokoh di antaranya: Jokowi dan Ma’ruf Amin, Hasyim Ashari serta Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, ini berupa karya seni lukis unik yang dibuat Saiful Huda, seorang perajin sekaligus seniman ukir, asal Kelurahan Randu Sari, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.

Selain wajah para tokoh itu, berbagai tema lukisan ukir dibuat Saiful. Termasuk kaligrafi indah bermacam ukuran. Uniknya, lukisan ini dibuat Saiful menggunakan bahan limbah kayu meubel dengan cara berbeda.

Di bengkel kerja yang sederhana di samping rumahnya, Saiful Huda mulai membuat lukisan ukir itu, dua tahun lalu. Berawal dari keinginan mengolah limbah kayu meubel, yang banyak menumpuk di kampungnya. Meski cara Saiful terlihat sederhana, namun butuh keahlian dan keuletan, mulai memotong kayu hingga proses mengeluarkan serat kayu.

Harga lukisan ukir karya Saiful Huda bervariatif, sesuai ukuran dan motif pemesan. Lukisan wajah berukuran panjang 1 mt dengan lebar 60 cm, dijual seharga Rp 1,5 juta. Menurut salah seorang pembeli, lukisan ukir karya Saiful Huda itu terbilang unik dan khas.

Meski hanya terbuat dari limbah kayu mebel, tapi kreasi Saiful Huda itu ternyata telah banyak diminati pembeli. Bahkan ia tak mampu memenuhi banyaknya pesanan yang mencapai 20 lebih sebulan, karena keterbatasan tenaga, demikian dilansir dari Liputan6, 3 September 2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya