Studi: Paparan Kabut Asap Kebakaran Hutan Bisa Berdampak Seumur Hidup

Efek kesehatan kabut asap akibat kebakaran hutan ditemukan para peneliti berdampak hingga ke tingkat genetik

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Sep 2019, 15:00 WIB
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api saat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019). Karhutla menyebabkan kabut asap pekat menyelimuti Pekanbaru. (ADEK BERRY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Polusi udara berupa kabut asap berbahaya bagi kesehatan manusia. Beberapa penelitian menemukan bahwa efeknya bisa berlangsung lebih lama.

Sebuah studi dilakukan para peneliti Stanford University, California, Amerika Serikat menganlisis darah dari 36 anak yang terpapar kabut asap kebakaran hutan di California tahun 2015.

Mereka menemukan adanya perubahan dalam gen yang terlibat dalam pengembangan serta fungsi sel T, sebuah komponen penting dari sistem kekebalan tubuh. Jika ini berubah, anak-anak berisiko lebih besar terkena alergi atau infeksi.

"Sel regulator T bertindak sebagai penjaga perdamaian dalam sistem kekebalan tubuh Anda dan menjaga semuanya tetap seimbang," kata pakar alergi sekaligus peneliti utama, Mary Prunicki dikutip dari Wired pada Senin (16/9/2019).

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Penelitian pada Primata Terpapar Asap

Gambar udara menunjukkan sebuah jembatan ketika kabut asap pekat menyelimuti Pekanbaru, Riau, Minggu (15/9/2019). Kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru makin pekat akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau, Jambi, serta Sumatera Selatan. (ADEK BERRY/AFP)

Penelitian lain juga dilakukan oleh peneliti di University of California, Davis. Mereka mencoba mencari tahu efek paparan asap kebakaran hutan tahun 2008 pada primata monyet di California National Primate Research Center.

Para peneliti melihat 50 ekor monyet terpapar asap di usia tiga tahun yang dianggap usia remaja menurut perhitungan mereka.

Dibandingkan dengan yang tidak terpapar asap, monyet terpapar polusi menghasilkan lebih sedikit protein yang terkait kekebalan. Padahal, protein tersebut memicu peradangan untuk melawan patogen.


Menetap Sepanjang Usia

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian meninjau kebakaran hutan (Foto: Humas BNPB)

Selain itu, pemeriksaan gen dari monyet-monyet tersebut menunjukkan adanya perubahan genetik terkait kekebalan.

"Racun dalam polusi udara memiliki efek permanen pada DNA sel kekebalan," kata Lisa A. Miller, peneliti utama yang juga seorang ahli imunologi.

"Perubahan tersebut menetap dengan sel untuk sepanjang hidup," tambahnya. Selain itu, perubahan paling signifikan terlihat pada mereka yang berusia muda.

Meski tak ada tanda-tanda risiko infeksi lebih besar pada monyet penelitian, namun mereka yang terpapar asap memperlihatkan perubahan besar dalam struktur paru-paru serta membuat fungsi organ tubuh itu berkurang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya