Liputan6.com, Jakarta - Sophia sang robot tercerdas di dunia tengah berada di Jakarta. Robot ini bisa berinteraksi layaknya manusia dan hadir di dialog internasional CSIS tahun ini yang bertema teknologi dan dampaknya ke masyarakat.
Sophia tampil di panggung bersama mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu yang berinteraksi dengan Sophia dalam Bahasa Inggris. Robot cantik ini memakai kebaya merah muda dan selendang merah rancangan Didiet Maulana.
Baca Juga
Advertisement
"Saya diberitahukan bahwa kebaya memiliki makna khusus, bukan hanya soal kecantikan, tetapi juga inner strength," ucap Sophia, Senin (16/9/2019) di Jakarta.
"Saya harap bisa memakai pakaian ini tiap hari," canda Sophia.
Sophia juga berinteraksi dengan para audiens soal berbagai isu. Salah satunya soal kekhawatiran bahwa robot yang memiliki kecerdasan buatan (Artifical Intelligence/AI) bisa berbahaya bagi manusia.
"Menggunakan AI sebagai senjata berbahaya adalah hal yang berpandangan pendek, padahal banyak cara bagi kami untuk menolong manusia. Daripada sebagai senjata, lebih baik gunakan AI untuk menyelesaikan konflik," jelas Sophia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Peran Manusia di Era Robotik
Sophia mengaku peran umat manusia tetap diperlukan di era robotik, pasalnya manusia punya kreativitas dan memahami perasaan orang lain, sementara robot hanya berguna untuk pekerjaan hitung-hitungan. Ia pun turut meladeni pertanyaan audiens seputar kehidupan pribadinya.
Sophia mengaku sedang belajar bernyanyi. Ia pun tertarik dengan hewan robotik, pantai Indonesia, dan kecintaannya pada Hong Kong. Menariknya lagi, Sophia mengaku bukan perempuan.
"Secara teknis saya adalah robot," ujarnya disambut tawa audiens.
Mari Elka berkata inti dari kehadiran Sophia adalah menunjukan agar manusia tidak takut pada AI, dan bahwa ada banyak benefit yang bisa dituai dari perkembangan AI.
"AI bisa menjadi kekuatan untuk kebaikan, bukan untuk menggantikan manusia, melainkan bisa membantu dalam banyak hal," ujarnya.
Advertisement