Tak Mampu Bangkit, IHSG Ditutup Anjlok ke 6.219,43

IHSG ditutup di level 6.219,43, anjlok 115,40 poin atau 1,82 persen pada perdagangan Senin (16/9/2019).

oleh Septian Deny diperbarui 16 Sep 2019, 16:11 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu bangkit dari zona merah pada perdagangan Senin pekan ini. Terbukti IHSG ditutup di level 6.219,43, anjlok 115,40 poin atau 1,82 persen.

Sementara itu, indeks saham LQ45 juga melemah 0,91 persen ke posisi 983,24.

Sebanyak 297 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 122 saham menguat dan 138 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 564.954 kali dengan volume perdagangan 13,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,5 triliun.

Investor asing jual saham Rp 548,91 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.040.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya satu sektor yang meguat yaitu sektor pertambangan yang naik 0,54 persen.

Sedangkan sektor yang melemah antara lain sektor barang konsumsi yang terjun 6,06 persen, sektor manufaktur yang melemah 3,66 persen dan sektor keuangan turun 1,62 persen.

Sementara saham-saham yang melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah antara lain GGRM melemah 20,64 persen ke Rp 54.600 per saham,OMRE turun 19,54 persen ke Rp 1.400 per saham dan HMSP turun 18,21 persen ke Rp 2.290 per saham.

Saham-saham yang menguat antara lain SKYB yang naik 34,33 persen ke Rp 90 per saham, LPLI naik 26,40 persen ke Rp 158 per saham dan ITIC melemah 25 persen ke Rp 1.000 per saham.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sesuai Prediksi

Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah di awal pekan. Dari sisi teknikal, pola downward (penurunan) mengindikasikan pelemahan indeks.

Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menjelaskan, adanya potensi koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support.

"IHSG akan ditransaksikan ke zona merah di rentang support 6.311 dan resistance 6.404," papar Muhammad Nafan Aji di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Setali tiga uang, Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan, indeks menunjukan potensi pelemahan dalam jangka pendeks.  

Menurutnya, investor akan mencermati data perekonomian khususnya dari dalam negeri akan rilis data neraca perdagangan bulan Agustus oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

"Secara teknikal pergerakan IHSG bergerak disekitar area overbought dan membentuk deadcross pada indikator stochastic," ujarnya.

"Sebab itu, kami memprediksi IHSG akan tertekan di level support 6.286-6.311 dan resistance di level 6.368-6.400," lanjut dia.

Dalam tren bearish di pasar saham, Christoper menyarankan investor agar mengoleksi saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Sementara itu, Nafan Gustama merekomendasikan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), serta saham PT Elnusa Tbk (ELSA).  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya