Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) pada 2019. Penghargaan ini diberikan Pemerintah Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik.
Surabaya, Jawa Timur mendapatkan peringkat pertama Kota Raya tanpa catatan dalam Wahana Tata Nugraha. Surabaya telah dinyatakan lulus dalam serangkaian kegiatan penilaian yang dimulai sejak September 2018. Adapun penilaian dilakukan atas kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil.
Apsek penataan transportasi yang berkelanjutan dan berbasis kepentingan publik serta ramah lingkungan mendapat pertimbangan terbesar dalam penilaiannya.
Baca Juga
Advertisement
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad menuturkan, pihaknya membangun kota untuk manusia dan bukan kendaraan. Ini juga sesuai arahan program Wali Kota Surabaya. Membangun kota untuk manusia itu dengan mengembangkan Surabaya smart mobility. Tiga indikator dari kota smart mobility itu less mobility, move freely dan less travel time.
Ada sejumlah langkah yang dilakukan untuk mengembangkan Surabaya smart mobility itu dengan memperhatikan transportasi yang berkelanjutan. Selain itu, Pemkot Surabaya juga membangun banyak trotoar sehingga ramah bagi pejalan kaki.
Pemkot Surabaya juga mengembangkan konektivitas semua moda angkutan baik pejalan kaki, jalur sepeda dan angkutan umum.
"Kami juga mengembangkan Surabaya Inteligent Transport System untuk mengatasi kemacetan," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (16/9/2019).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bangun Jaringan Jalan Luar Baru
Ia menambahkan, pihaknya juga terus berupaya membangun jaringan jalan baru lingkar luar agar tidak bercampur/mix traffic antara kendaraan penumpang dengan angkutan barang.
Selain itu, pihaknya mengembangkan angkutan umum yang massal untuk memberikan moda alternatif dan penerapan demand management. Salah satunya dengan Suroboyo Bus.
Irvan mengatakan, pihaknya juga memperhatikan masalah lingkungan terutama kualitas udara bersih. Hal ini mengingat kendaraan bermotor termasuk penyumbang polusi udara terbesar. Dinas Perhubungan Surabaya pun secara rutin melakukan uji emisi kepada kendaraan. Uji emisi dilakukan untuk mendeteksi kinerja mesin kendaraan dan polusi sekaligus pencemaran udara yang disebabkan karena gas buang kendaraan bermotor dapat dikurangi.
Selain uji emisi, dilakukan juga pemeriksaan surat-surat kendaraan bermotor untuk mobil penumpang dan angkutan umum. “Penindakan pelanggaran rutin tiap hari bersama kepolisian dan TNI,” kata dia.
Irvan juga mengatakan, peran warga Surabaya juga perlu diapresiasi karena makin tertib berlalu lintas.
“Kami juga memasang solarcell traffic light dan cctv terus ditambah,” tutur dia.
Meski demikian, pihaknya juga masih menghadapi tantangan untuk membenahi infrastruktur transportasi. Apalagi kemacetan di Surabaya juga terjadi di jalan-jalan arteri yang menghubungkan antarkota terutama jam sibuk pagi dan sore saat jam pulang pergi kerja dan sekolah.
“Ya urbanisasi dan penyiapan angkutan massal yang menghubungkan Surabaya dengan kota lain,” kata dia.
Advertisement