Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia mengalami surplus sebesar USD 85,1 juta pada Agustus 2019. Surplus tersebut disumbang oleh ekspor sebesar USD 14,28 miliar dan impor sebesar USD 14,20 miliar.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution memprediksi, dengan adanya surplus tersebut total defisit tahun ini hanya akan mencapai USD 2 miliar. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.
"Mungkin sepanjang tahun mungkin sekitar USD 2 miliar defisitnya. Jadi jauh lebih membaik jika dibanding tahun lalu," ujar Menko Darmin saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (16/9).
Baca Juga
Advertisement
Meski pada bulan lalu Indonesia surplus, posisi neraca dagang khususnya akibat migas masih terdapat defisit yang cukup dalam. Sementara non migas masih belum mampu menopang neraca dagang agar surplus.
"Memang migasnya masih defisitnya cukup besar. Jadi non migas masih belum bisa melahirkan surplus kalau digabung. Tapi apapun hasilnya surplus. Sehingga tahun ini sampai Agustus defisit kita masih jauh di bawah tahun lalu," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penerapan B30
Menko Darmin melanjutkan, pemerintah akan melakukan langkah-langkah strategis untuk menekan defisit. Salah satunya melalui penerapan Biodisel 30 persen atau B30 yang diyakini mampu menekan ketergantungan terhadap impor migas.
"Mudah-mudahan dan sedang kita persiapkan, awal tahun depan kita mulai bisa mewujudkan B30 sehingga migas defisitnya mengecil," jelasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Neraca Dagang Indonesia Surplus USD 85 Juta di Agustus 2019
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 85,1 juta pada Agustus 2019. Surplus tersebut disumbang oleh ekspor sebesar USD 14,28 miliar dan impor sebesar USD 14,20 miliar.
"Pergerakan neraca dagang Agustus 2019, Alhamdulillah, surplus USD 85,1 juta. Tentu ini belum sepenuhnya seperti yang kita diharapkan," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (16/9).
Suharyanto mengatakan, sejak Januari hingga Agustus 2019 neraca perdagangan Indonesia masih mencatat defisit sebesar USD 1,81 miliar. Angka tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya sebesar USD 4,16 miliar.
"Surplus bulan Agustus USD 85,1 miliar sejak awal tahun, migasnya masih defisit, non migas surplus tapi dibandingkan agustus 2018 jauh lebih bagus," paparnya.
Sementara itu, beberapa negara yang mengalami surplus terhadap Indonesia antara lain China, Thailand dan Australia. Sementara itu Indonesia mengalami surplus terhadap Amerika Serikat, India dan Belanda.
"Untuk Tiongkok (China) kita masih defisit cukup dalam sebesar USD 12,52 miliar. Pada posisi tahun lalu masih tercatat sekitar USD 12,17 miliar," tandasnya.